JAKARTA – Thorcon International Pte.Ltd. akan menunda pembangunan non-fission test bed platform. Pembangunan tersebut terkait proyek Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT) Thorcon berkapasitas 500 Megawatt (MW)

“(Pembangunan non-fission test bed platform) Mundur ke kuartal II 2022,” ungkap Bob S Effendi, Chief Representative Thorcon International, kepada Dunia Energi, Rabu (6/1).

Thorcon sebelumnya akan mulai membangun non-fission test bed platform yang dibangun PT PAL Indonesia (Persero), apabila tahun ini terbit Peraturan Presiden (Perpres) terkait pengembangan PLTT. Nilai pembangunan non-fission test bed platform mencapai Rp400 miliar.

Thorcon International merupakan Independent Power Producer (IPP) yang telah menyatakan keseriusan untuk melakukan investasi US$1,2 miliar atau sekitar Rp17 triliun untuk membangun PLTT di Indonesia. Sejumlah langkah telah dilakukan Thorcon untuk memuluskan rencana tersebut.

Sesuai hasil kajian Badan Layanan Umum Pusat Penelitan dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (BLU-P3TEK KEBTKE) Kementerian ESDM, seluruh regulasi yang dibutuhkan untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dari sisi bauran energi maupun perizinan keselamatan instalasi nuklir sudah memadai. Dengan demikian, PLTT tipe TMSR500 dapat dianggap sebagai salah satu solusi pembangkit listrik bebas karbon yang layak dipertimbangkan dibangun untuk memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia pada periode 2026 – 2027.

Thorcon International, perusahaan asal Amerika Serikat, telah mengidentifikasi beberapa tantangan dalam membangun Thorium Molten Salt Reactor 500MW (TMSR500) Power Plant atau reaktor desain pembangkit PLTT. Nantinya, PT PAL yang akan mengembangkan komponen TMSR500 Power Plant dan Test Bed Platform.

PLTT akan dibangun dengan menggunakan model desain struktur Kapal dengan panjang 174 meter dan lebar 66 meter, yang setara dengan tanker kelas Panamax ini rencananya akan di bangun oleh Daewoo Shipyard & Marine Engineering (DSME) di Korea Selatan, yang merupakan galangan kapal nomor dua terbesar di dunia. PLTT pertama di Indonesia ini targetkan akan memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sekitar 10%.

Bob mengatakan beberapa kegiatan yang akan dilakukan Thorcon di Indonesia tahun Ini, antara lain pertama feasibility study, study tapak dengan PLN Enjineering; Kedua, survey penerimaan masyarakat dengan Universitas Sebelas Maret; Ketiga, kajian keselamatan design Thorcon dengan IAEA dan Bapeten; Keempat, kajian TKDN (belum di putuskan. Mungkin Surveyor Indonesia); Kelima, penelitian bahan bakar dan uji komponen bersama ITB.

“Semua kajian 1-4 adlaah atas permintaan Kemenko Marves (Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi),” tandas Bob.(RA)