JAKARTA – PT Timah Tbk (TINS) sepanjang semester I 2019 mencetak kinerja keuangan positif. Ini tidak lepas dari peningkatan volume penjualan sepanjang enam bulan pertama tahun ini.

Realisasi penjualan logam timah semester I tercatat sebesar 31,6 Ribu Metrik Ton (MT) atau meningkat 144% dari realisasi tahun lalu dengan periode yang sama sebesar 12,7 ribu MT.

“Dari sana penjualan ke pasar ekspor 98%, sisanya pasar domestik 2%,” kata Emil Emindra, Direktur Keuangan Timah dalam konferensi pers keterbukaan Informasi di Bursa Efek Insinsaia, Jakarta, Selasa (27/8).

Menurut dia,  regulasi pemerintah yang berkaitan dengan verifikasi cadangan dan asal usul timah, memberikan keunggulan kompetitif bagi Timah.

“Kami memiliki pangsa pasar lebih dari 20% untuk ekspor timah dunia, sebelumnya pangsa pasar timah di pasar global dunia kurang 10%. Jadi saat ini kami memiliki market share yang lebih besar lagi,” Emil.

Mesikipun harga jual rata-rata semester I tahun ini turun menjadi US$ 20.322 per MT dari posisi tahun lalu sebesar US$ 21.389 per MT, seiring meningkatnya penjualan dapat menggenjot perolehan pendapatan perusahaan menjadi Rp 4,237 triliun meningkat dari realisasi semester I tahun lalu sebesar Rp2,035 triliun.

Timah pun sukses membukukan laba bersih Rp301 miliar, naik sebesar 447% dibanding periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 55 miliar.

Untuk produksi bijih timah hingga semester I realisasinya mencapai 47,4 ribu ton stannum (Sn). Realisasi ini jauh diatas capaian semester tahun pada tahun lalu yang hanya 15, ribu ton (Sn). Bahkan realisasi semester I 2019 ini sudah lampaui realisasi produksi bijih sepanjang tahun 2018 yang mencapai 44,5 ribu ton (Sn).

Seiring dengan produksi bijih timah maka produksi logam juga meningkat sebesar 204% dari 12,4 ribu ton sepanjang semester I tahun lalu menjadi 37,7 ribu ton dalam periode yang sama tahun ini.(RI)