JAKARTA – Penggunaan produk kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB)/Battery Electric Vehicle (BEV) produksi dalam negeri merupakan salah satu hal penting dalam transformasi ekonomi yang lebih hijau. Dalam rangka mendorong implementasi tersebut, pemerintah bekerja sama dengan Grab Indonesia guna menyediakan aplikasi Grab Electric di berbagai layanan dengan total 8.500 armada.

Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) mengungkapkan dengan kolaborasi jadi momentum yang tepat untuk menyongsong era baru transportasi bebas polusi, era baru industri dan hilirisasi, dan era baru ekosistem penunjang BEV.

“Apalagi jika kita menggunakan baterai produksi dalam negeri. Saya mengajak semua pihak untuk mulai mengutamakan dan menggunakan berbagai jenis BEV untuk Indonesia yang sangat kita cintai ini, baik mulai dari transportasi umum hingga transportasi kita pribadi,” ungkap Luhut, Selasa (12/7).

Luhut pun mengusulkan adanya pilot project untuk kendaraan listrik beroperasi di lokasi-lokasi yang menjadi destinasi wisata turis.

“Besar harapan saya, aplikasi ini mampu memberikan pengalaman baru bagi masyarakat dalam menggunakan BEV. Sehingga percepatan transformasi ke arah BEV dapat segera terpenuhi,” kata Luhut.

Pemerintah saat ini sedang siapkan berbagai regulasi untuk mendukung terciptanya eksosistem BEV. Beberapa aspek yang didorong antara lain aspek teknis, aspek insentif, hingga kepada aspek pembiayaan. Aspek-aspek tersebut diharapkan mampu menciptakan efek supply dan demand dalam ekosistem BEV, sehingga transformasi dapat berjalan sesuai dengan harapan semua pihak.

“Dalam dua tahun terakhir ini telah terjadi peningkatan investasi dan produksi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBL BB) yang cukup signifikan, baik roda dua, roda empat atau lebih, beserta industri penunjang lainnya. Investasi dan produksi ini tentunya harus dibarengi dengan aspek peningkatan konsumsi BEV itu sendiri, sehingga cita-cita terwujudnya industri BEV yang tangguh di dalam negeri dapat segera terpenuhi,” jelas Luhut.

Sementara itu, President of Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata menambahkan bahwa armada Grab Electric merupakan salah satu upaya Grab dalam mempercepat terbentuknya ekosistem kendaraan listrik di tanah air serta mendukung upaya pemerintah untuk memiliki lebih dari 2 juta kendaraan listrik pada 2030 nanti.

“Dengan hadirnya Grab Electric ini memberikan dampak positif kepada lingkungan dengan berkontribusi penurunan CO2 kurang lebih 5.000 ton dan membuka lapangan pekerjaan karena sistem dari Grab Electric ini menggunakan sistem sewa. Sehingga, mitra yang tidak memiliki kendaraan bisa tetap bergabung. Kami berharap inisiatif ini dapat mendorong masyarakat untuk lebih mengenal kendaraan listrik serta turut berperan aktif dalam mendukung pengembangan ekonomi hijau Indonesia,” jelas Ridzki.

Pemerintah Indonesia saat ini menargetkan pengurangan 41% jejak karbon pada tahun 2030, dan target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Target tersebut tentunya memerlukan dukungan dari berbagai pihak dalam pencapaiannya.

Sektor transportasi di Indonesia menyumbang sebesar 47% dari polusi udara. Bahkan kontribusi polusinya meningkat hingga 70% untuk wilayah perkotaan. Di sisi lain, tingginya konsumsi BBM di sektor transportasi, juga menjadi kendala pemerintah dalam mengalokasikan subsidi. Dengan harga BBM seperti sekarang, subsidi mobil penumpang diperkirakan mencapai Rp19,02 juta/mobil/tahun, dan untuk sepeda motor diperkirakan mencapai Rp3,17 juta/motor/tahun. (RI)