JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membukukan laba bersih Rp1,45 triliun pada kuartal I 2018,  naik 66,6% dibanding periode yang sama 2017 sebesar Rp870 miliar.

Kenaikan laba seiring dengan kenaikan  pendapatan yang pada tiga bulan pertama 2018 sebesar Rp5,75 triliun, naik Rp1,2 triliun dibanding periode yang sama 2017. Peningkatan pendapatan ini ditopang kenaikan pendapatan dari penjualan ekspor batu bara. Sedangkan, penjualan batu bara domestik relatif sama dengan periode tahun sebelumnya.

“Upaya perusahaan yang terus-menerus dalam mengimplementasikan strategi usaha yang efektif, mampu membawa perusahaan meraih kinerja keuangan dan operasional yang terus meningkat,” kata Arviyan Arifin, Direktur Utama Bukit Asam di Jakarta, Kamis (19/4).

Pendapatan atas penjualan batu bara ekspor untuk periode kuartal I 2018 sebesar 55% dari total pendapatan. Untuk penjualan batu bara domestik berkontribusi 43%. Selebihnya atau 2% adalah pendapatan atas aktivitas usaha lainnya, yang terdiri dari penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah, jasa kesehatan rumah sakit dan jasa sewa.

“Secara total selama kuartal I 2018, terdapat peningkatan volume penjualan batu bara sebesar 16% dibandingkan periode sama tahun 2017 atau dari 5,43 juta ton menjadi 6,29 juta ton,” kata Arviyan.

Peningkatan penjualan tersebut merupakan bagian dari strategi perseroan dalam memanfaatkan pergerakan indeks harga batu bara dunia yang relatif masih tinggi di kuartal I 2018. Serta dalam rangka opitmasi penjualan batu bara berkalori menengah dan rendah.

Harga jual rata-rata selama kuartal I 2018 terus bergerak positif sebesar 10%, dari Rp 813.073 per ton di kuartal I 2017 menjadi Rp 892.243 per ton pada kuartal I 2018. Kenaikan harga jual ditopang oleh penguatan harga batu bara Newcastle yang naik 26%, maupun harga batubara thermal Indonesia (Indonesia Coal Index/ ICI) GAR 5000 yang naik sebesar16% dibandingkan harga rata-rata kuartal I 2017.

Selama kuartal I 2018, beban pokok penjualan mengalami sedikit kenaikan yaitu 11% dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan ini terjadi seiring dengan kenaikan volume produksi sebesar 18% atau 809,37 ribu ton.(RA)