JAKARTA – Laba bersih PT Timah Tbk (TINS) membukukan laba bersih Rp170,14 miliar pada periode enam bulan pertama 2018, naik 12,93% dibanding periode yang sama tahun lalu Rp150,65 miliar.

Laba bersih Timah ditopang keuntungan atas selisih nilai wajar investasi properti sebesar Rp48,63 miliar yang per akhir mencapai Juni 2018 dibanding semester I 2017 yang nihil. Serta keuntungan selisih kurs sebesar Rp22,22 miliar dibanding periode enam bulan pertama 2017 yang rugi Rp9,61 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan Timah yang dirilis akhir pekan lalu, keuntungan investasi properti dan selisih kurs mengkompensasi lonjakan beban umum dan administrasi serta beban keuangan yang masing-masing naik sebesar 40% dan 64,63%.

Pada enam bulan pertama tahun ini Timah meraih pendapatan Rp4,37 triliun, tidak jauh beda dibanding periode yang sama 2017 sebesar Rp4,3 triliun. Kontribusi pendapatan terutama berasal dari penjualan logam timah dan tin solder sebesar Rp3,91 triliun, turun dibanding semester I 2017 sebesar Rp3,98 triliun. Namun Timah mencatat pendapatan dari penjualan nikel dan real estat pada semester I 2018 masing-masing sebesar Rp37,16 miliar dan Rp28,81 miliar yang pada tahun lalu nihil.

Amin Haris Sugiarto, Seketaris Perusahaan Timah, sebelumnya mengungkapkan kinerja operasional perseroan cenderung melambat akibat faktor cuaca dan terkendala dengan regulasi ekspor timah yang baru sehingga berdampak terhadap jumlah volume penjualan logam timah.”Kami akan genjot di semester II untuk mencapai target akhir tahun,” kata Amin di Jakarta, baru-baru ini.

Menurut Amin, secara keseluruhan penurunan kinerja operasional hanya bersifat sementara yang disebabkan oleh perubahan regulasi ekspor dan kondisi alam pada wilayah izin pertambangan.(AT/RA)