JAKARTA – PT RMK Energy Tbk (RMKE) mencatatkan pertumbuhan volume penjualan batubara sebesar 36,4% meskipun curah hujan yang sangat tinggi melanda area operasional dan menekan produksi pertambangan batubara pada kuartal pertama tahun ini. RMKE masih dapat menjual sebesar 608,8K MT batubara hingga periode Februari 2024, atau meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 446,2K MT batubara.

Produksi tambang in-house dan third parties secara berurutan berkontribusi sebesar 20% dan 80% terhadap total volume penjualan batubara tersebut. Penjualan batubara ini masih didominasi oleh pasar ekspor dengan kontribusi sebesar 58% total volume penjualan batubara. Hingga periode Februari 2024 segmen penjualan batubara ini telah mencapai 17,4% target Perusahaan tahun ini.

Dari segmen jasa batubara, Perseroan berhasil memuat 154 tongkang dengan total volume 1,2 juta MT batubara hingga periode Februari 2024 atau menurun sebesar 19,2% YoY. Pada periode yang sama, Perseroan telah membongkar 521 train set dengan total volume bongkar sebesar 1,3 juta MT batubara atau menurun sebesar 38,7%. Kinerja segmen jasa batubara cukup terdampak curah hujan yang sangat tinggi dengan penurunan produksi batubara dari tambang-tambang di Sumatera Selatan.

Walaupun demikian, RMKE masih dapat mempertahankan on-time performance (OTP) bongkaran kereta hingga Februari 2024 lebih cepat 18 menit menjadi 3:15 jam per kereta dibandingkan waktu bongkar kereta pada periode yang sama tahun lalu 3:33 jam. Pencapaian efisiensi waktu bongkaran kereta ini didukung oleh optimalisasi waktu yang ketat ditengah kondisi curah hujan yang sangat tinggi. Penggunaan bahan bakar juga menurun sebesar 18,2% sejalan dengan dampak penurunan volume jasa akibat cuaca ekstrim pada kuartal pertama tahun ini. Secara rata-rata, rasio penggunaan bahan bakar per MT batubara cenderung stabil dengan 0,87 liter/MT tahun lalu menjadi 0,88 liter/MT tahun ini.

Direktur Operasional Perseroan William Saputra menyampaikan bahwa secara musiman, produksi batubara di kuartal pertama 2024 memang cenderung sedikit namun ke depannya produksi berpotensi naik pada periode semester kedua tahun ini. Tantangan terbesar pada kuartal pertama tahun ini adalah curah hujan yang sangat tinggi. Berdasarkan publikasi BMKG curah hujan pada bulan Februari 2024 di Sumatera Selatan masuk dalam kategori tinggi dan sangat tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu masuk dalam kategori menengah.

“Di tengah tantangan tersebut, kami masih optimistis untuk dapat meningkatkan volume penjualan batubara melalui kolaborasi dengan beberapa tambang potensial di Sumatera Selatan.” ujar William, Senin(19/4).

Direktur Utama Perseroan Vincent Saputra mengungkapkan sejumlah strategi telah disiapkan demi mengejar target keuangan tahun ini. Sejumlah target tersebut meliputi penyelesaian pembangunan hauling road yang akan terintegrasi dengan tambang-tambang potensial di Sumatera Selatan, untuk meningkatkan volume penjualan dan jasa batubara. Selain itu Perseroan juga mengoptimalkan produksi in-house hingga manajemen biaya dengan mempercepat proses bongkar muat batubara dengan waktu yang terbatas saat musim hujan dan penggunaan bahan bakar yang efisien dan efektif.

“Pada kuartal pertama tahun ini kami akan menandatangani beberapa kontrak kerja sama yang nantinya akan meningkatkan volume secara grup baik di hulu (RMKO) dan hilir (RMKE),” ungkap Vincent.

Vincent menambahkan tekanan produksi batubara pada kuartal pertama tahun ini mungkin saja berdampak pada kenaikan harga batubara yang sempat terkoreksi dalam pada tahun lalu. “Kondisi tersebut menjadi peluang bagi RMKE untuk meningkatkan volume penjualan batubara di tengah kondisi cuaca ekstrim,” ujar Vincent.(RA)