JAKARTA- PT Samindo Resources Tbk (MYOH), emiten jasa tambang terintegrasi, mencatatkan penurunan laba bersih 23,46% sepanjang Januari-September 2020 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya (year on year/yoy) menjadi US$ 14,29 juta. Penurunan laba itu dipicu berkurangnya pendapatan sebesar 30% menjadi US$ 132,24 juta dari US$ 188,91 juta pada periode hingga akhir III 2019, sedangkan beban pokok penjualan (cost of good sold/COGS) tercatat US$ 105,7 juta.

Ahmad Zaki Natsir, Kepala Hubungan Invesor Samindo Resources, mengatakan penurunan pendapatan karena penurunan harga jual batu bara sepanjang periode Januari-September 2020. “Selain itu, ada penurunan volume karena pit Roto (milik PT Kideco Jaya Agung) dan proyek Bayan sudah selesai,” kata Zaki kepada Dunia Energi, Sabtu (7/11).

Segmen jasa pemindahan tanah dan pengambilan batu bara masih menjadi kontributor utama pendapatan perusahaan, yaitu US$ 94,74 juta. Sisanya dari segmen jasa pengangkutan batu bara dan sebagian kecil dari jasa pengeboran, eksplorasi, dan lainnya.

Demi meningkatkan kinerja perusahaan ke depan, lanjut Zaki, saat ini Samindo mendekati calon pelanggan potensial yang memiliki lokasi tambang di kawasan Kalimantan Timur. Zaki tak bersedia menyebutkan identitas perusahaan yang bakal calon pelanggan potensial tersebut. “Bukan emiten atau anak usaha emiten, murni klien baru,” katanya. (DR)