JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menyiapkan dan telah berkoordinasi dengan pemerintah untuk mendapatkan konsumen baru untuk BBM jenis solar dan avtur. Hal ini dilakukan karena stok solar dan avtur Pertamina berlebih. Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, mengatakan kelebihan pasokan yang dimiliki Pertamina saat ini disebabkan anjloknya kebutuhan atau serapan BBM pelanggan, baik dari masyarakat atau retail maupun konsumsi industri.

Kelebihan pasokan paling parah adalah avtur. Saat ini stoknya mencapai 119 hari. Untuk itu, Pertamina akan berusaha menjual avtur tersebut ke luar negeri.

Nicke menyadari harga avtur di pasar internasional juga sedang tidak bagus, tapi itu lebih baik dari pada harus membuat stok tersebut tidak dimanfaatkan sama sekali. Padahal Pertamina saat ini sedang kesulitan karena rendahnya penjualan BBM dan anjloknya harga minyak hingga merugikan bisnis hulu Pertamina.

Anjloknya konsumsi avtur ini tentu tidak lepas dari akibat wabah Covid-19 membuat berbagai maskapai membatalkan penerbangan akibat sepinya penumpang.

Berdasarkan data Pertamina sejak 1 Maret hingga pertengahan April 2020, penjualan rata-rata harian avtur menurun menjadi 8,64 ribu Kiloliter (KL) per hari. Padahal tadinya rata-rata penjualan bisa mencapai 15,7 ribu KL per harinya atau turun hingga 45%

“Kami melihat peluang ekspor. Harga juga tidak bagus. Ini untuk menambah revenue dan mengurangi stok yang ada di perusahaan. Jadi ada tambahan dan menurunkan idle money di Harga Pokok Penjualan (HPP) dalam bentuk stok,” kata Nicke dalam rapat virtual dengan Komisi VI DPR, Jumat (17/4).

Untuk penjualan solar juga turun hingga 8,38% dibandingkan rata-rata penjualan normal. Sejak 1 Maret rata-rata solar Pertamina hanya terjual 37,84 ribu KL sementara posisi normal bisa terjual 41,31 ribu KL.

Tidak hanya untuk penjualan solar retail. Solar untuk industri juga turun sekitar 3,18% dari semula dalam kondisi normal bisa terjual 33,48 ribu KL, namun sejak Maret hingga kini hanya terjual 32,42 ribu KL per hari.

Menurut Nicke, untuk solar, Pertamina telah melakukan koordinasi dengan pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) agar mendorong badan usaha niaga atau penjual BBM lainnya untuk membeli solar Pertamina.

“Kelebihan solar sudah sampaikan usulan agar perusahaan-perusahaan yang memiliki Izin Niaga Umum (INU) lain memprioritaskan beli solar Pertamina, sehingga ketika ada permintaan impor dari perusahaan lain kami usulkan agar tawarkan dulu ke Pertamina agar stock yang ada terjual,” kata Nicke.(RI)