JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan rencana pengembangan Plan of Development (PoD) blok Sakakemang  bisa diajukan Repsol, kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) pengelola Blok Sakakemang,  pada tahun depan.

Arcandra Tahar, Wakil Menteri ESDM mengatakan, untuk teknis, kontraktor masih harus melakukan beberapa kegiatan termasuk satu kali pengeboran untuk memastikan jumlah cadangan yang sudah ditemukan, sementara dari sisi non teknis pemerintah akan mendorong percepatan berbagai syarat administrasi.

“Mereka akan ngebor satu lagi. Continue reserve, mereka butuh satu well (sumur) lagi. Baru setelah itu mereka ngajukan PoD,” kata Arcandra di Kementerian ESDM, Kamis malam (11/4).

Menurut Arcandra pengeboran sendiri akan memakan waktu beberapa bulan sehingga baru akan selesai di akhir tahun. Baru setelah itu pengajuan PoD bisa dilakukan oleh Repsol.

“Mungkin baru selesai bor satu sumur itu akhir tahun ini kayaknya. Baru setelah itu mereka 2020 mengajukan PoD,” ujarnya.

Konsorsium Repsol dan Petronas melalui anak perusahaannya, PC Sakakemang BV bersama Mitsui Oil Exploration Co. Ltd menemukan potensi giant discovery di Wilayah Kerja atau Blok Sakakemang.

Temuan adanya potensi cadangan di Sakakemang memang seakan jadi pelepas dahaga akan keringnya temuan cadangan migas baru. Dalam perhitungan awal potensi cadangannya sendiri diperkirakan mencapai 2 triliun kaki kubik (TCF).

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) mengklaim temuan tersebut merupakan yang terbesar keempat di dunia dalam dua tahun terakhir.

Repsol berharap bisa melakukan akselerasi dalam proses pembuktian temuan ini. Akselarasi teknis dan nonteknis diharapkan bisa membuat percepatan dalam memonetisasi gas.

David Remos Herrero, Manajer Eksplorasi Asia Tenggara Repsol, mengungkapkan jika tidak ada halangan berarti dan percepatan benar-benar bisa dilakukan bukan tidak mungkin semburan gas di Sakakemang bisa tercapai dalam lima tahun ke depan.

“Kami akan berusaha lakukan akselerasi, jika memang memungkinkan kita mau percepat bisa produksi dalam lima tahun ke depan,” kata David.

Repsol membeli Talisman pada 2015, WK Sakakemang menjadi salah satu aset yang ikut dibeli. Sejak itu Repsol mengakselerasi kegiatan eksplorasi dan pada 2018 memutuskan untuk melakukan pengeboran kedua di dalam Wilayah Kerja Sakakemang.

Repsol masuk kembali ke Indonesia pada 2009/2010 dengan fokus pada aset di Indonesia Timur dan melakukan 1 pengeboran eksplorasi dengan hasil dryhole, setelah itu Repsol mengambil Talisman pada 2015. Saat ini Repsol mengelola empat wilayah kerja eksplorasi (East Jabung, Sakakemang, South East Jabung, Andaman 3), dan di 1 wilayah kerja produksi sebagai non operator partner.