JAKARTA – Kinerja operasional PT Freeport Indonesia (PTFI) pada tahun 2025 diproyeksikan bakal menurun jika dibandingkan dengan tahun 2024. Ini tidak lepas dari adanya perkiraan penurunan produksi konsentrat. Jika sepanjang tahun lalu tembaga yang diproduksi total sebesar 1,8 miliar pound maka pada tahun ini turun sekitar 7% menjadi 1,67 miliar pound.

Tony Wenas, Direktur Utama PT Freeport Indonesia mengungkapkan tidak ada masalah serius dalam penurunan produksi ini alias memang menjalankan strategi atau sudah direncanakan oleh manajemen. “Karena memang kami menambang itu dalam bentuk yang sekwensial. Tidak bisa dipilih kadar yang mana yang akan ditambang terlebih dahulu. Tapi harus terus seimbang karena ini tambang bawah tanah supaya tidak terjadi kerusakan di bijih tersebut,” kata Tony disela rapat dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (13/3).

Sama seperti tembaga, produksi emas sepanjang tahun ini juga dipastikan merosot. Tahun 2024 total produksi emas Freeport mencapai 1,84 juta ounces atau sekitar 56 ton. Untuk tahun ini produksi emas diproyeksikan anjlok 9,7% ke posisi 1,665 juta ounces. Bahkan penurunan juga diperkiraka akan terus berlanjut di tahun depan.

“Tahun ini sekitar 1,665 juta ounces atau sekitar 48 atau 50 ton rencananya. Dan demikian juga di tahun 2026 sekitar 1,4 juta ounces. Ini sekali lagi adalah karena penurunan kadar dan itu tidak bisa kita pilih harus kita ikuti sesuai dengan main plannya,” jelas Tony.

Sementara untuk komoditas perak yang dihasilkan itu tahun lalu 6,4 juta ounces dan tahun ini akan sekitar 5,7 juta ounces dan untuk tahun 2026 produksinya ditargetkan 6 juta ounces.