JAKARTA – Proses alih kelola Blok Rokan terus dipersiapkan PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Salah satu persiapan utama adalah dengan melakukan pengadaan peralatan yang nantinya digunakan untuk kegiatan yang dibutuhkan untuk menekan laju penurunan produksi minyak di Rokan.

Yudantoro, Direktur Utama PHR, mengatakan persiapan utama adalah dengan melakukan pengadaan peralatan yang diperlukan saat Pertamina nanti mulai beroperasi di Rokan pada 2021 mendatang. Ini dilakukan sebagai antisipasi apabila pengeboran saat masa transisi yang dilakukan PT Chevron Pacific Indonesia atas permintaan pemerintah tidak terwujud. Pertamina optimistis proses pengadaan peralatan tersebut tidak terhambat dengan adanya wabah Corona atau Covid-19.

“Persiapan untuk pengeboran Pertamina Rokan pada 2021 kita lakukan sejak saat ini, termasuk proses kontrak untuk pengadaan peralatan. Target mobilisasi semua material ke gudang baru mulai Januari 2021 nanti. Semoga pandemi Covid sudah berakhir,” kata Yudantoro kepada Dunia Energi, Senin (13/4).

Menurut Yudantoro, semua material yang dipersiapkan saat ini adalah terkait dengan kegiatan drilling. Misalnya, bahan dasar lumpur bor dan lain sebagainya. “Termasuk juga material-material Long Lead Item (LLI). Proses pengadaan akan kami lakukan pada periode April-Desember 2020, mobilisasi materialnya Januari-Juli 2021,” ungkapnya.

Kontrak Chevron di Blok Rokan akan berakhir pada Agustus 2021. Banyak kalangan, termasuk Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) berkeyakinan jika tidak ada inervensi dalam pengelolaan Rokan dalam bentuk investasi pengeboran, produksi minyak Rokan akan turun drastis.

Pemerintah sebelumnya telah meminta Chevron melakukan pengeboran di Rokan selama sisa kontraknya. Disisi lain, Pertamina telah berinisiatif melakukan pengeboran sebelum 2021, namun kesepakatan dengan Chevron tidak kunjung terwujud.

“Jadi untuk menahan laju penurunan produksi, saat ini sedang dibicarakan SKK Migas dan Chevron. Tujuannya agar Chevron mau melakukan pengeboran selama sisa waktu kontrak PSC Rokan,” kata Yudantoro.

Menurut Yudantoro, salah satu tantangan dalam persiapan alih kelola memang lebih besar lantaran adanya pandemi Covid-19. Transfer data serta pengetahuan dalam pengelolaan adalah beberapa poin yang terdampak dalam kondisi saat ini. Ada beberapa tindakan yang sekarang tidak bisa langsung dilakukan karena perlu ada interaksi langsung dengan para pekerja di lapangan serta survey langsung lapangan akhirnya tidak dapat dilakukan.

“Saat ini tim Pertamina Rokan fokus dalam proses alih kelola yang normal, terutama untuk transfer knowledge, data, dokumen dan lain-lain terhadap bidang-bidang yang urgent.
Yang jelas berpengaruh langsung adalah kondisi pandemi Corvid-19 karena interaksi dengan Chevron hanya bisa dilakukan melalui video converence. Interaksi langsung dan visit lokasi yang diperlukan tidak bisa dilaksanakan,” kata Yudantoro.(RI)