JAKARTA – PT Pertamina (Persero) memperkuat kemitraan strategis untuk kegiatan operasional dan pengembangan bisnis perusahaan dengan sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Rini Soemarno, Menteri BUMN, mengatakan sinergi yang akhirnya terjalin nantinya akan memberikan manfaat berupa efisiensi biaya.

“Dengan sinergi antar BUMN ini diharapkan efisiensi bisa bertambah, BUMN makin untung dan pelayanan ke masyarakat bisa makin optimal serta bisa memberikan kemakmuran bagi rakyat Indonesia,”kata Rini disela penandatangan kemitraan strategis antar BUMN di Kementerian BUMN Jakarta Kamis (14/3).

Komitmen kemitraan strategis tersebut tertuang dalam Perjanjian Kerja Sama Strategis tentang Acuan Harga Bahan Bakar Minyak yang ditandatangani Basuki Trikora Putra, Direktur Pemasaran Korporat Pertamina; Ogi Prastomiyono, Direktur Layanan Strategis PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum; Tatang Hendra, Direktur Pemasaran PT Aneka Tambang Tbk; Adib Ubaidillah, Direktur Niaga PT Bukit Asam Tbk dan Muhammad Rizki.Direktur SDM & Umum PT Timah Tbk.

Nicke Widyawati,Direktur Utama Pertamina, mengatakan melalui kerja sama tersebut Pertamina akan memberikan layanan terbaik dalam memasok BBM untuk para perusahaan-perusahaan tersebut.

“Dengan varian produk yang lengkap dan berkualitas serta layanan yang komprehensif melalui layanan Vendor Held Stock (VHS) dan Franco, Pertamina telah berpengalaman memasok kebutuhan BBM banyak perusahaan di Indonesia,” ungkap Nicke.

Lebih lanjut dia menambahkan, perjanjian kerja sama dengan holding BUMN tambang ini berlaku selama 5 tahun untuk jenis Biosolar dan Marine Fuel Oil 180 (MFO 180) sebanyak 25.000 KL/bulan dan akan meningkat menjadi 40.000 KL/bulan.

Industri pertambangan merupakan salah satu pengguna terbesar Bahan Bakar Minyak (BBM). Hal ini mendukung peningkatan produksi di sektor pertambangan yang berkontribusi terhadap perekonomian nasional, total pemakaian BBM seluruh holding saat ini kurang lebih sebesar 25.000 KL per bulan.

Menurut Ogi Prastomiyono, sinergi dengan Pertamina dilakukan sejalan dengan rencana bisnis Inalum yang terus mendorong efisiensi dan produktivitas perusahaan, baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.

Dengan kerja sama kemitraan ster, maka perseroan dapat melakukan efisiensi sekaligus mendapat jaminan pasokan BBM sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dengan harga yang kompetitif.

“Upaya tersebut merupakan bukti nyata berjalannya sinergi BUMN antara Holding Industri Pertambangan dengan Pertamina. Inalum dengan Pertamina – Bersama dengan Anggota Holding Pertambangan terus meningkatkan produksi termasuk program hilirisasi industri pertambangan sehingga kebutuhan BBM akan semakin meningkat,”  ungkap Ogi.

Fajar Harry Sampurno, Deputi Bidang Pertambangan Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN, mengatakan dengan adanya penandatanganan kerja sama maka Inalum, Antam, Bukit Asam juga Timah akan mendapatkan harga BBM dengan acuan yang sama. Padahal sebelumnya mendapatkan harga berbeda-beda.

Selain itu,perusahaan tambang mendapatkan pasokan melalui pihak ketiga tidak langsung dari Pertamina.

“Dulu kontrak sendiri-sendiri, kemudian harganya juga sendiri-sendiri, bahkan ada juga dengan yang lain. Pertaminanya diatur bareng, dulu kan bisa dari patra niaga, ada ini, ada ini sekarang jadi satu. Keuntungannya adalah membuat harganya menjadi standar, sama,” papar Fajar.

Faja tidak menjelaskan detail harga BBM karena nilainya berbeda-beda tapi dia pastikan sekarang setiap pembelian menggunakan acuan yang dan langsung berkontrak dengan Pertamina yang akan dievaluasi setiap tiga bulan.

“Nanti ada acuan. ini kan bukan non subsidi. Kalau avtur setiap bulan (dievaluasi) kalau BBM tiga bulanan lah,” tandas Fajar.(RI)