JAKARTA – Mubadala Petroleum, perusahaan asal Uni Emirat Arab (UEA) akhirnya mendapatkan persetujuan dari pemerintah dan resmi melepas kepemilikan 20% hak partisipasi (Participating Interest/PI) Blok Andaman dan South Andaman. Bakheet Al Katheeri, Direktur Utama Mubadala Petroleum, mengatakan penjualan hak partisipasi sudah sesuai dengan strategi perusahaan untuk terus mengembangkan industri hulu migas di Indonesia.

“Penyelesaian penjualan saham ini adalah langkah penting bagi perusahaan dan untuk eksplorasi Blok Andaman di lepas pantai Aceh. Serta mendukung strategi pertumbuhan Mubadala Petroleum di Indonesia,” kata Bakheet dalam keterangan resminya, Kamis (23/1).

Blok Andaman I dan South Andaman adalah dua blok yang dikelola Mubadala yang didapatkan setelah melalui tahapan lelang blok migas yang digelar Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Mubadala memenangkan tender Andaman I pada 2017 dan menandatangni kontrak pada April 2018 setelah menjanjikan komitmen investasi sebesar US$2,15 juta untuk melaksanakan kegiatan G&G dan akuisisi data seismik 3D 500 km2. Sementara bonus tanda tangan yang dibayarkan US$750 ribu.

Sementara Blok South Andaman merupakan blok migas yang dilelang pada 2018 dan baru diteken kontrak pengelolaannya pada Februari 2019. Komitmen investasi yang dijanjikan oleh Mubadala Petroleum sebesar US$2,15 juta berupa pelaksanaan kegiatan G&G dan seismik 3D 500 km2. Selanjutnya, bonus tanda tangan yang dibayarkan US$ 2 juta. Blok seluas 3.548,69 km2 ini memiliki cadangan gas 1.243,37 miliar kaki kubik dan minyak 218,92 juta barel.

Mubadala sendiri jadi salah satu perusahaan yang paling aktif sekarang di wilayah Aceh. Saat ini Mubadala juga memegang PI 30% di Blok Andaman II yang dioperatori oleh Premiere Oil. Sehingga, Mubadala memegang kepemilikan saham di tiga blok migas di lepas pantai Aceh.

“Sehingga, Mubadala memegang wilayah yang masih belum dieksplorasi tetapi memiliki cadangan terbukti di basin Sumatra Utara untuk pertumbuhan eksplorasi di masa depan,” kata Bakheet.

Pada tahun lalu, Mubadala telah merampungkan akuisisi seismik 3D di Andaman I, Andaman II, dan South Andaman. Analisa awal data-data seismik 3D tersebut masih dalam pengerjaan. Blok Andaman II dimenangkan konsorsium Premiere Oil Far East Ltd, Kris Energy (Andaman II) BV, dan Mubadala Petroleum (Andaman II JSA) Ltd pada 2017. Kepemilikan hak partisipasi di blok migas tersebut yakni Premiere Oil 40%, Mubadala Petroleum 30%, dan KrisEnergy 30%.

Konsorsium Premier Oil Far East Ltd, KrisEnergy (Andaman II) BV, dan Mubadala Petroleum (Andaman II JSA) Ltd menjanjikan komitmen pasti tiga tahun pertama berupa kegiatan G&G dan seismik 3D seluas 1.850 kilometer persegi (km2) senilai US$ 7,55 juta. Sementara bonus tanda tangan yang diberikan US$ 1 juta. Blok Andaman II berpotensi menyimpan cadagan gas sebesar 844,14 miliar kaki kubik dan minyak 196,53 juta barel.

Dalam keterangan resmi Premiere Oil di lamannya menyebutkan telah merampungkan akuisisi seismik 3D di beberapa blok migasnya, salah satunya Andaman II. Pengeboran direncanakan akan dilakukan pada 2021. Aset di Laut Andaman ini memiliki potensi untuk memasok gas dalam jumlah cukup besar hingga kisaran triliun kaki kubik.(RI)