JAKARTA – Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan bahwa keberlanjutan kegiatan pertambangan dengan melibatkan masyarakat sekitar harus jadi salah satu fokus perusahaan dalam kegiatan operasi. Selain sebagai tanggung jawab perusahaan, kebijakan itu juga bisa sebagai langkah pencegahan timbulnya gejolak sosial skala besar ditengah masyarakat.

Sunindyo, Kepala Bagian Hukum Ditjen Mineral dsn Batu bara (Minerba) Kementerian ESDM mengungkapkan bahwa kegiatam tambang tidak akan lepas dari gejolak sosial masyarakat untuk itu perusahaan harus berperan aktif hadir ditengah masyarakat.

“Kalau tambang itu kan pasti biasanya memang ada pihak-pihak yang menentang, tapi selama perusahaan bisa buktikan tanggung jawab ke masyarakat, ada juga upaya berikan pemahaman, edukasi pelibatan masyarakat, media stakeholder itu penting untuk tetap memastikan kegiatan berjalan dengan baik,” kata Sunindyo disela kunjungan ke tambang emas Tujuh Bukit, Banyuwangi, Sabtu (1/2).

PT Bumi Suksesindo, anak usaha Merdeka Copper and Gold yang jadi pengelola wilayah tambang emas Bukit Tujuh menurut Sunindyo menjadi salah satu contoh perusahaan yang bisa beroperasi dengan seimbang, antara kepentingan produksi dan tanggung jawab sosial masyarakat.

Program tanggung jawab sosialnya pun tidak berjalan sendiri alias mengiringi program yang sudah disusun oleh Pemerintah daerah.

“Bumi itu kan anak usaha Merdeka, nah mereka sadar penuh social license penting, itu yang tidak terukur memang. Perusahaan punya pertimbangan masing-masing perusahaan perusahaan bukan lembaga sosial tapi ada tanggung jawab sosial. Sinergi dengan pembangunan daerah visi berkelanjutan,” jelas Sunindyo.

Dengan segala resiko bisnis serta dampak terhadap lingkungan masyarakat, menurutnya sektor tambang menghadapi tantangan yang tidak mudah. Sehingga kolaborasi dalam pengembangan masyarakat ini diharapkan bisa berjalan baik.

Hubungan baik dengan stakeholder tersebut mendorong kinerja operasional yang produkstif. Ini bisa dilihat dari kinerja operasi Bumi Suksesindo yang positif dalam beberapa tahun kebelakang. Tahun 2018 sebesar 167,5 ribu ounces kemudian meningkat pesat menjadi 200 ribu ounces pada tahun lalu.

Boyke Abidin, Direktur Bumi Suksesindo mengungkapkan bahwa dengan produksi emas sebesar itu menempatkan Bumi sebagai salah satu perusahaan utama penghasil emas di Indonesia.

Ini tentu akan berdampak pada kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan. Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi sendiri saat ini memiliki porsi saham sebesar 6,4%. Sementara sumbangan ke pemerintah daerah bisa mencapai Rp 1,4 triliun dalam satu tahun.

“Itu hampir 54 % dari anggaran Pemda Banyuwangi. Penting mengelola ekspektasi stakeholders. Tidak ada tambang tanpa masalah,  setiap hari ada. Tapi kami coba kelola ekspektasi orang-orang yang ada di sekeliling,” jelas Boyke.

Teuku Mufizar Mahmud, Corporate Communications Manager Bumi Suksesindo menjelaskan bahwa perusahaan memiliki 3 fokus dalam program pemberdayaan masyarakat (PPM), yakni infrastruktur, pendidikan dan pemberdayaan masyarakat UMKM.

Untuk infrastruktur sudah membangun jalan desa di lima desa sekitar tambang dengan total panjang jalan 102 km hingga 2019, melakukan normalisasi sungai sepanjang 24 km untuk mitigasi dan pencegahan banjir serta irigasi.

“Selain itu, program infrastruktur juga termasuk pembangunan sarana air bersih, sekarang progres pembangunannya sudah 100% tinggal nge-link ke rumah-rumah warga karena sarana ini untuk kebutuhan 200 Kepala Keluarga,” ujar Mufizar.

Sedangkan di sektor pendidikan, BSI telah memberikan beasiswa bagi 141 siswa dari SD, SMP, SMA, hingha S1. Sementara di sektor pemberdayaan ekonomi memberikan pembinaan usaha kecil membuat berbagai produk olahan dari buah naga menjadi dodol, kopi, serta peternakan ayam dan kambing. (RI)