JAKARTA – Setelah merugi US$67,59 juta pada 2016, PT Indika Energy Tbk (INDY) membukukan laba bersih US$335,41 juta pada tahun lalu. Laba bersih Indika terutama berasal dari keuntungan revaluasi PT Kideco Jaya Agung yang mencapai US$384,21 juta.

Indika dan anak usahanya, PT Indika Inti Corpindo mengakuisisi 45% kepemilikan saham Kideco pada 6 Desember 2017. Akuisisi tersebut membuat Indika yang sebelumnya hanya menguasai 46% saham Kideco per akhir 2017 meningkat menjadi 91% saham perusahaan tambang batu bara yang memiliki konsensi di Kalimantan Timur tersebut. Indika mengakuisisi 40% saham Kideco yang dikuasai Samtan Co Ltd dan anak usahanya Indika Inti mengakuisisi 5% saham Kideco yang dikuasai PT Muji Inti Utama.

Indika mencatat pendapatan US$1,09 miliar pada tahun lalu, naik 41,6% dibanding raihan 2016 sebesar US$775,23 juta. Kontribusi pendapatan terbesar berasal dari segmen jasa energi melalui PT Petrosea Tbk (PTRO), PT Tripatra Engineering dan PT Tripatra Engineers and Cosntruction serta segmen energi infrastruktur melalui PT Kuala Pelabuhan Indonesia.

Laporan keuangan Indika yang dirilis Senin (19/3) menyebutkan total pendapatan dari segmen jasa mencapai US$666,48 juta. Sisanya, berasal dari penjualan batu bara masing-masing US$392,6 juta untuk pasar domestik dan US$39,66 juta untuk pasar ekspor.

Kenaikan pendapatan diikuti dengan kenaikan beban pokok dari US$686,53 juta pada 2016 meningkat 42,1% menjadi US$975,84 juta pada tahun lalu. Seiring dengan itu Indika membukukan laba kotor US$122,91 juta, naik dibanding raihan 2016 sebesar US$88,7 juta.(AT)