JAKARTA – Hingga Agustus 2020, PT Pertamia Hulu Energi (PHE) sebagai subholding hulu PT Pertamina (Persero) mencatat produksi migas sebesar 875 ribu barel setara minyak per hari (barrel oil equivalent per day/BOEPD) atau 99,4% dari target yang dipatok sebesar 880 ribu BOEPD. Untuk produksi minyak sebesar 414 ribu barel per hari (bph) melebihi target yang dicanangkan sebesar 412 ribu bph. Produksi minyak dalam negeri tercatat sebesar 314 ribu bph dan produksi dari aset Pertamina di luar negeri sebesar 100 ribu bph.

“Untuk produksi gas hingga Agustus 2020 mencapai 2.402 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dari target sebesar 2.710 MMSCFD,” kata Budiman Parhusip, Direktur Utama PHE, Senin (12/10).

Tambahan produksi gas dari aset Pertamina di luar negeri sebsar 268 MMSCFD, sehingga total produksi gas konsolidasi sebesar 2.670 MMSCFD.

“Di tengah tantangan pandemi Covid-19, kami tak pernah berhenti dan terus berupaya semaksimal mungkin untuk mencapai target yang telah ditetapkan,” ujar Budiman.

Untuk kegiatan operasional pengeboran sumur eksploitasi realisasi hingga Agustus telah mencapai 193 sumur dibor dengan rincian 179 sumur eksploitasi dalam negeri dan 14 sumur di luar negeri. Sementara target yang ditetapkan holding yakni ada 257 sumur eksploitasi yang dibor pada tahun ini.

Kegiatan workover hingga Agustus telah mencapai 411 pengerjaan atau 68% dari target tahun ini yang ditetapkan sebanyak 601 workover. Lalu untuk kegiatan well service hingga Agustus baru mencapai 63,5% dari target yang ditetapkan 11.668 kegiatan atau baru sebanak 7.416 sumur yang direparasi.

Sejak melakukan reorganisasi pada Juni 2020, bentuk transformasi holding Pertamina masih secara virtual belum tuntas transformasi legal. Oleh karena itu manajemen PHE berupaya memperkuat komunikasi internal maupun publik dalam masa transisi menjadi subholding upstream. Hal tersebut dilakukan guna menjelaskan manfaat yang didapat dari regionalisasi seluruh aset yang dikelola oleh Pertamina

“Melalui regionalisasi diharapkan dapat meningkatkan sinergi dan fleksibilitas operasi bagi bisnis hulu Pertamina ke depan,” kata Budiman.(RI)