JAKARTA – PT Pertamina (Persero) memutuskan kembali melakukan seleksi mitra dalam pembangunan Kilang Bontang,  salah satu dari enam proyek kilang bagian dari proyek strategis nasional. Sejatinya,  Pertamina bermitra dengan Overseas Oil and Gas LLC (OOG) asal Oman.

Ignatius Tallulembang, Direktur Mega Proyek dan Petrokimia Pertamina, mengungkapkan saat ini posisi Pertamina sudah terbuka untuk kembali mencari partner.

“Kami open, Oman sudah tidak (nggak dilanjutkan). Iya (open partner lagi),” kata Tallulembang ditemui di Gedung DPR/MPR, Senin (3/2).

Pertamina telah menandatangani perjanjian Framework Agreement dengan OOG Oman pada 2018. Hanya saja berdasarkan dokumen tentang rencana pembangunan kilang, masa Framework Agreement telah habis pada 2019.

Heru Setiawan, Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Resiko Pertamina saat dikonfirmasi mengakui telah melaporkan perkembangan progress pembangunan Kilang Bontang kepada pemerintah.

“Kami sampaikan adanya kendala terkait diskusi ada beberapa hal yang belum terlaksana. Masalah lahan ada, macam-macam pokoknya,” kata Heru kepada Dunia Energi.

Baca juga  Proyek Pembangunan Kilang Bontang Lambat, Pertamina akan Ganti Mitra Usaha

OOG sebelumnya telah menandatangani Momerandum of understanding (MoU) dengan dua perusahaan lokal sebagai partner yaitu PT Meta Epsi, perusahaan teknik, pengadaan dan konstruksi serta PT Sanuharta Mitra perusahaan dalam bidang pengembangan properti dan hotel. Keduanya nanti akan menggarap fasilitas penunjang out side batery limit (EPC OSBL).

Isyarat didepaknya OOG sebagai mitra Pertamina dalam pembangunan kilang Bontang sudah pernah disampaikan Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.

Menurut Luhut, penggantian mitra usaha sangat mungkin dilakukan berhubung pemerintah saat ini mendorong percepatan pembangunan berbagai infrastruktur kilang Pertamina. Salah satu kandidat yang bisa menggantikan OOG adalah perusahaan asal Uni Emirat Arab (UEA).

“Oman kami mau gantikan mungkin dengan Abu Dhabi (UEA). Sangat bisa (ganti mitra),” kata Luhut, beberapa waktu lalu.

Dalam road map pembangunan kilang,  Pertamina menjadwalkan Kilang Bontang rampung pada 2026 dengan total investasi antara US$10 miliar-US$15 miliar.

OOG ditetapkan Pertamina sebagai pemenang dalam tender pembangunan Kilang Bontang pada Januari 2018. Tidak seperti pembangunan kilang lainnya, Pertamina hanya mendapatkan porsi saham sebesar 10% sementara OOG mencapai 90%.(RI)