JAKARTA – Operator sekaligus partner PT Pertamina (Persero) dalam pembangunan kilang Bontang di Kalimantan Timur  membutuhkan waktu untuk memulai pembangunan kilang. Saat ini kajian desain teknik engineering saja masih belum dilakukan. Khalfan Al Riyami, Direktur Utama Oman Overseas Oil and Gas (OOG), menyatakan paling tidak perlu dua tahun hanya untuk melakukan kajian lanjutan pembangunan kilang. Mulai dari kajian pencarian partner pendanaan, maupun teknis dari sisi engineering.

“Bankable feasibility study, and Front End Engineering Design (FEED),butuh hampir dua tahun, Bank able (6 bulan) FEED butuh banyak waktu. Bankable positif baru FEED,” kata Khalfan dalam diskusi bersama media di Jakarta, Senin (15/4).

Menurut dia untuk membangun Bontang strategi partnership memang harus dilakukan karena kebutuhan dana dan resiko juga besar. OOG kata Khalfan tengah mencari partner baik yang berasal dari luar negeri maupun dalam negeri Indonesia.

“Proyek ini besar sekali, tidak bisa sendirian, harus dapat partner ada dua tipe, equity yang pertner share proyek, cari di Indonesia dan di luar juga, partner juga di konstruksi,” ungkapnya.

Framework Agreement sendiri baru saja ditandatangani oleh Pertamina dan OOG. Penetapan pemenang tender Kilang Bontang sebelumnya telah diumumkan Pertamina pada Januari silam.

Pembangunan kilang di Kabupaten Bontang, Kalimantan Timur tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa penambahan kapasitas pengolahan minyak sebesar 300 ribu barel per hari yang akan menghasilkan produk utama berupa gasoline dan diesel.

OOG sendiri telah menandatangani Momerandum of understanding (MoU) dengan dua perusahaan lokal sebagai partner yaitu PT Meta Epsi sebuah perusahaan teknik, pengadaan dan konstruksi serta PT Sanuharta Mitra perusahaan dalam bidang pengembangan properti dan hotel. Keduanya nanti akan menggarap fasilitas penunjang out side batery limit (EPC OSBL)

Sementara untuk partner dari sisi teknologi nantinya OOG akan mencari partner dari perusahaan dari eropa yang memiliki portofoli kerja sama dengan OOG juga.

“Keduanya untuk lakukan proyek management around refinery, lokal perusahaan, dan diskusi dengan perusahaan asing dan eropa mostly teknologi. Kita punya pengalaman dengan mereka,” kata Khalfan. (RA)