JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menunda salah satu proyek gasifikasinya di Peranap, Riau. Bukit Asam memilih untuk memprioritaskan  proyek gasifikasi di Tanjung Enim, Sumatera Selatan.

Ada beberapa alasan yang melandasi keputusan Bukit Asam lebih mendahulukan proyek gasifikasi di Tanjung Enim ketimbang di Peranap. Salah satu faktor utamanya adalag terkait ketersediaan infrastruktur.

“Iya, di hold dulu (Peranap) Karena kan kami berhitung kesiapan infrastruktur dan sebagainya. Itu lebih siap di Tanjung Enim,” kata Arvyan Arifin, Direktur Utama Bukit Asam di Kementerian Koordinator Perekonomian, Selasa (3/3).

Selain itu, manajemen juga sedang mengkaji proyek hilirisasi batu bara yang akan didahulukan. Rencananya proyek tersebut akan menghasilkan beberapa produk.

“Kami akan bikin produk itu utamanya DME. Selain itu juga bikin ethanol. Produk untuk sesi lainnya yang mempunyai nilai tambah lebih tinggi. Nah ini lagi kami kaji mana yang paling optimal,” ungkap Arvyan.

Selain Bukit Asam, ada tiga perusahaan lain yang bekerja sama dalam proyek tersebut,  yakni PT Pertamina (Persero), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk dan PT Pupuk Indonesia dengan total investasi proyek yang dibutuhkan mencapai US$3,1 miliar.

Pabrik pengolahan gasifikasi batu bara akan dibangun di Bukit Asam Coal Based Industrial Estate (BACBIE) yang berada di mulut tambang batu bara Tanjung Enim, Sumatera Selatan. BACBIE akan berada pada satu lokasi yang sama dengan PLTU Mulut Tambang Sumsel 8.

Produksi dari proyek tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasar sebesar 500 ribu ton urea per tahun, 400 ribu ton DME per tahun dan 450 ribu ton polypropylene per tahun.

Menurut Arviyan, saat ini masih dilakukan persiapan procurement siapa yang akan melakukan konstruksi. “Sudah dalam proses, mau Engineering Procurement Construction (EPC),” katanya.

Arviyan menegaskan proyek masih berjalan sesuai dengan jadwal dan tidak berdampak wabah virus corona wuhan atau Covid-19. Administrasi menjadi salah satu faktor yang menyebabkan proses pembangunan membutuhkan waktu.

“Jadi yang saya tegaskan soal gasifikasi ini enggak ada berkaitan dengan corona. Tetap proses jalan terus. Proses ini secara bisnis tidak terganggu sama sekali dengan virus corona. Kalaupun terganggu hanya masalah pergi penandatanganan administrasi saja, tapi proses bisnisnya jalan terus,” kata Arvyan.(RI)