JAKARTA – PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) mencatat kinerja keuangan yang positif sepanjang semester I 2019 dengan meraih laba bersih US$26 juta dibanding periode yang sama tahun yang membukukan kerugian hingga US$14,27 juta. Laba bersih diraih meski dari sisi pendapatan turun menjadi US$116 juta dibanding semester I 2018 sebesar US$ 135,53 juta.

“Kami telah berhasil mengurangi jumlah utang yang ada. Pengurangan ini berdampak terhadap penurunan beban bunga dan meningkatnya laba perusahaan. Oleh karenanya rasio likuiditas perusahaan semakin membaik,” kata Edoardus Ardianto, Chief Financial Officer Energi Mega dalam keterangan tertulisnya, Rabu (31/7).

Hingga akhir Juni 2019 jumlah utang jangka pendek Energi Mega tercatat sebesar US$12,13 juta. Pada periode sama tahun sebelumnya, utang Energi Mega sebesar US$83,14 juta. Utang jangka panjang pada periode semester I 2019 sebesar US$198,57 juta dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar US$172,18 juta. Equity selama periode enam bulan pertama 2019 sebesar US$109,64 juta, dibanding periode sama tahun 2018 sebesar US$85.786.553. Debt to equity ratio pada semester I 2019 sebesar 1,92%, sedangkan tahun lalu pada periode yang sama tercatat sebesar 2,98%.

Syailendra Bakrie, Chief Executive Officer Energi Mega, menambahkan bahwa pihaknya telah mulai meningkatkan produksi gas dan aset-aset kami di Blok Kangean PSC (Jawa Timur) dan di Blok Bentu PSC (Riau, Sumatera) pada semester pertama tahun 2019. “Ini akan berdampak positif terhadap kinerja perusahaan di masa depan,” kata Syailendra.(RI)