JAKARTA – Harga batu bara masih terus menunjukkan tren negatif pada tiga bulan pertama 2019, bahkan penurunan yang terjadi merupakan kelanjutan dari penurunan harga yang terjadi sejak September 2018.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan Harga Batu Bara Acuan (HBA) pada Maret 2019 sebesar US$ 90,57 per ton, turun 1,34% dibanding HBA Februari sebesar US$ 91,80 per ton.

Muhamad Hendrasto, Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu bara Kementerian ESDM, mengatakan faktor eksternal atau nonteknis masih berpengaruh signifikan terhadap pergerakan HBA. Kebijakan China pun berpengaruh besar terhadap harga batu bara Indonesia.

“Harga rendah karena demand dari buyer juga enggak banyak. China masih menggunakan stoknya sendiri,” kata Hendrasto di Kementerian ESDM Jakarta, Senin (4/3).

Rendahnya permintaan batu bara dari China secara otomatis mempengaruhi empat variabel yang membentuk HBA, yaitu Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), GlobalCOAL Newcastle Index (GCNC), dan Platss 5900. Masing-masing indeks tersebut memiliki bobot 25%.

Harga batu bara telah terjun bebas sejak September 2018 atau anjlok sekitar 13,5% dari posisi US$ 104,81 per ton. Harga yang terus turun tersebut membuat HBA dalam tiga bulan pertama di 2019 masih jauh dari rata-rata HBA sepanjang tahun lalu yang mencapai US$ 98,96 per ton.(RI)