JAKARTA– Proyek pembangunan pabrik pengolahan (smelter) mineral logam yang dikembangkan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN), perusahaan pertambangan mineral yang terafiliasi dengan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDCO), hingga awal November 2022 hampir mencapai 50% dengan dana yang sudah dikucurkan mencapai US$ 465 juta dari kebutuhan investasi yang diperkirakan US$ 982 juta atau setara Rp14,7 triliun. AMMAN memproyeksikan pembangunan smelter tuntas 2024 dari proyeksi awal yang ditetapkan pemerintah pada Juni 2023.

Kartika Octaviana, Head of Corporate Communications PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN), mengatakan pembangunan smelter di Batu Hijau, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat ini memang sedikit mundur dari jadwal seharusnya karena adanya Covid-19. Pandemi Covid-19 membuat sejumlah pertemuan tatap muka untuk membahas spesifikasi teknik dan rekayasa smelter yang akan berdampak pada timeline pengerjaan konstruksi, serta keterlambatan dalam proses negosiasi dan financial statement decission.

Sementara pada tahun ini, lanjut Kartika Octaviana, tantangan semakin besar dengan adanya konflik Ukraina-Rusia juga turut mempengarug beberapa hal, yakni terhambatnya supply chain, antara lain meningkatnya biaya mobilisasi barang dan manusia, kekurangan container hingga penutupan port. “Akibatnya mobilisasi peralatan dan perlengkapan besar yang sangat penting untuk konstruksi smelter terutama dari Eropa mengalami keterlabatan dari jadwal awal,” ujar Vina, demikian panggilan akrab juru bicara AMMAN.

Karena sudah hampir 50% investasi dikucurkan, lanjut Vina, mustahil AMMAN mundur dari proyek smelter. “Artinya, kami tetap berkomitmen menyelesaikan pembangunan smelter, apalagi pendanaan juga sudah tersedia,” ujarnya.

Proyek smelter Batu Hijau diproyeksikan memiliki kapasitas produksi 222.000 ton katoda tembaga. Selain itu, smelter nantinya menghasilkan 17,8 ton emas, 54,7 ton perak dan 830.000 asam sulfat.

Priyo Pramono, Head of Social Impact AMMAN, mengambahkan capaian verifikasi enam bulan selalu melampaui target dan pembangunan camp telah selesai pada Oktober 2022. Konstruksi smelter dan fasilitas pendukung juga telah dimulai sejak Juli 2022 dengan pemasangan tiang pancang antara lain instalasi fasilitas special water, berupa air desalisasi dan demineralisasi. “Mobilisasi kontraktor ke wilayah konstruksi telah dilakukan,” ujarnya.

Menurut Priyo, pesanan pembelian (purchase order) untuk long lead equipment telah dieksekusi. Apalagi sudah ada penandatanganan kesepakatan untuk pembiayaan sindikasi dari bank dan perusahaan telah melakukan proses rekrutmen secara bertahap yang disesuaikan dengan tahap konstrksi , bekerja sama dengan Pemerintah KSB dan NTB.

Dalam pengembangan smelter di Batu Hijau, AMMAN menggandeng perusahaan China untuk membangun smelter tembaga di KSB. Hal ini ditandai dengan diterbitkannnya Letter of Intent (LoI) untuk Konsorsium NFC (China Non-ferrous Metal Industry’s Foreign Engineering and Construction Co., Ltd) sebagai kontraktor Engineering, Procurement dan Construction (EPC), dan NERIN (China Nerin Engineering Co., Ltd.) sebagai penyedia layanan teknis. (DR)