JAKARTA – Dua blok migas yakni Mahakam dan Sangasanga menjadi perhatian khusus PT Pertamina (Persero) untuk segera bisa mendapatkan insentif hulu migas. Pasalnya, jika tidak segera mendapatkan insentif berbagai program akan tidak memenuhi nilai keekonomian yang ujungnya akan langsung berpengaruh terhadap produksi.

Shinta Damayanti, Kepala Divisi Perencanaan Eksplorasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), mengatakan pemberian tambahan insentif sangat penting untuk mendongkrak produksi migas eksisting maupun mendorong kegiatan eksplorasi dan produksi karena jika tidak produksi di Mahakam maupun Sangasanga bisa anjlok signifikan tiga tahun ke depan.

“Mereka kalau enggak dikasih insentif, (produksi migas) akan decline, habis (cadangannya) pada 2024,” kata Shinta, Rabu (17/2).

Kabar baiknya, beberapa insentif yang dibutuhkan sudah disetujui pemerintah.

Julius Wiratno, Deputi Operasi SKK Migas, mengungkapkan pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah menyetujui sejumlah insentif untuk Blok Mahakam.

“Sudah ada surat dari Menteri ESDM tertanggal 6 Januari 2021 terkait perubahan FTP dari 20% menjadi 5% dan insentif hulu migas berupa depresiasi dipercepat atas biaya kapital,” kata dia.

Selain insentif hulu, SKK Migas juga telah mengusulkan insentif fiskal untuk Blok Mahakam mencakup pembebasan sejumlah pajak, biaya tarif LMAN dan pemanfaatan barang milik negara blok terminasi, serta kewajiban pasok dalam negeri (Domestic Market Obligation/DMO) holiday. Pembebasan pajak ini mencakup PPN dan PBB tahap eksploitasi, PPh dan PPN untuk biaya operasi fasilitas bersama, PPH dan PPn untuk alokasi biaya tidak langsung kantor pusat, serta PDRI dan bea masuk.

“Terkait insentif fiskal, SKK Migas diminta kirim surat lagi untuk diteruskan ke Menteri Keuangan,” ungkap Julius.

SKK Migas telah mendata sejumlah rencana pengembangan lapangan, termasuk rencana kerja untuk mempertahankan produksi Blok Mahakam agar tidak jatuh. Untuk produksi eksiting, sudah terdapat rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) dengan cadangan gas sekitar 1 triliun kaki kubik dan minyak 36 juta barel. Nantinya, terdapat delapan proyek yang akan menghasilkan gas 64,4 miliar kaki kubik dan minyak 6,4 juta barel.

Untuk pengembangan, terdapat OPLL 2A yang mencakup pengembangan South Mahakam, Sisinubi, Handil, dan Bekapai yang bisa menghasilkan tambahan cadangan gas 8,6 triliun kaki kubik dan minyak 5,1 juta barel. Berikutnya OPLL 2B di lapangan-lapangan yang sama dengan proyeksi tambahan cadangan gas 38,6 triliun kaki kubik dan minyak 3,3 juta barel.

Lalu, OPLL 2C yakni pembangunan anjungan baru di Sisinubi dan kegiatan lain yang diharapkan menghasilkan gas 215 miliar kaki kubik dan minyak 0,6 juta barel dengan 176 sumur.

Selain itu terdapat proyek injeksi air (waterflood) di Lapangan Handil dengan proyek tambahan cadangan gas 5,3 miliar kaki kubik dan minyak tujuh juta barel. Serta pengembangan jangka panjang di Handil dan Bekapai yang bisa menambah cadangan gas 6,9 miliar kaki kubik dan minyak 17,2 juta barel.(RI)