JAKARTA – PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia, anak usaha patungan antara PT Pertamina (Persero) dan Rosneft PJSC menggandeng Spanish Tecnicas Reunidas SA untuk melaksanakan Basic Engineering Design (BED) dan Front-End Engineering Design (FEED) untuk pengerjaan proyek pembangunan kompleks kilang minyak dan petrokimia di Tuban, Jawa Timur. Penandatanganan kerja sama sendiri dilakukan di Moskow, Rusia pada Senin (28/10).

Fajriyah Usman, Vice President Corporate Communication Pertamina, mengatakan  penandatanganan kali ini merupakan tonggak penting atas kemajuan proyek Kilang Tuban. Sebagai bagian dari New Grass Root Refinery (NGRR) yang dibangun Pertamina, Kilang Tuban akan menjadi penopang bisnis Pertamina ke depannya.

“Baik untuk memenuhi kebutuhan energi di dalam negeri, maupun untuk menghasilkan produk petrokimia yang bernilai tinggi,” kata Fajriyah dalam keterangan, Rabu (30/10).

Lebih lanjut, ia menuturkan dengan adanya tambahan kilang Tuban dan beberapa kilang lainnya, maka Indonesia diprediksi tidak perlu mengimpor BBM setelah semua proyek kilang selesai. Selain itu, Pertamina juga bisa memasok produk hasil olahannya yang berlebih ke pasar komersial.

Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia merupakan joint venture yang telah dibentuk sejak Oktober 2016 dengan kepemilikan saham Pertamina sebanyak 55% dan Rosneft 45% sisanya.

Usaha patungan dua perusahaan migas ini dibentuk dengan melihat kondisi pasar dan prospek pertumbuhan Indonesia yang menjanjikan. Hal inilah yang kemudian mendorong Pertamina dan Rosneft bersepakat untuk mengembangkan konsep komplek kilang dan petrokimia yang memiliki daya saing yang tinggi.

“Bahkan pabrik tersebut nantinya diprediksi akan menjadi salah satu kilang dengan teknologi tercanggih di dunia (dengan indeks kompleksitas Nelson mencapai 13.1),” kata Fajriyah.

Kilang Tuban didesain untuk memiliki kapasitas pengolahan utama hingga 15 mmta, yang sebagian diantaranya akan mengolah Petrokimia seperti produk Etilen sebanyak 1 mmta dan hidrokarbon aromatik sebanyak 1,3 mmta.

Proyek tersebut akan mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Indonesia, baik dalam penyediaan infrastruktur yang diperlukan maupun kebutuhan lainnya. Kilang Tuban rencananya akan mulai berjalan pada 2025.(RI)