JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) menyebut PT PLN (Persero) akan menjadi salah satu konsumen utama gas Blok Masela, pasca diproduksi pada 2027 mendatang. PLN diproyeksi bisa menyerap lebih dari 50 kargo gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) dalam setahun untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik.

“Lihat demand PLN, dia butuh 60 kargo pada 2027. Itu nanti PLN,” kata Fatar Yani Abdurrahman, Wakil Kepala SKK Migas kepada Dunia Energi, baru-baru ini.

PLN akan berkolaborasi dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) yang akan bertugas sebagai transporter gas. PLN sebagai konsumen akhir nantinya tinggal membayar ke PGN untuk penggunaan fasilitas regasifikasi dan penyaluran.

Menurut Fatar Yani, konsumen gas Masela memang tidak hanya dinprioritaskan untuk domestik. Potensi konsumen di kawasan Asia Timur juga menjadi incaran tujuan penjualan gas Masela. Pembeli dari Jepang dan Korea Selatan menjadi kandidat terbesar untuk menyerap gas Masela.

“Sudah ada beberapa, Jepang, Korea Selatan, Taiwan juga, dalam negeri juga, Thailand. China juga. Tapi sekarang Jepang sama Korea dulu,” ujar Fatar.

Hingga kini kepastian pembeli gas Masela masih dalam pembahasan. Ini penting karena dengan adanya kejelasan pembeli maka proses Final Investment Decision (FID) bisa cepat rampung, sehingga proses konstruksi fasilitas produksi dan pengolahan bisa dieksekusi. Pemerintah mematok target proses konstruksi bisa dilakukan pada 2022. ”Buyer tuh sebenarnya begini, masalah pinjaman saja kan. Kalau tidak ada buyer, enggak ada yang mau kasih pinjem (FID),” kata Fatar Yani.(RI)