JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) akan menjadikan proses Plan Of Development (PoD) I Kaliberau Dalam,  Blok Sakakemang sebagai model pembahasan PoD untuk penemuan cadangan migas lainnya.

Menteri ESDM Arifin Tasrif baru saja menyetujui PoD I Blok Sakakemang. PoD I Kaliberau Dalam berhasil diselesaikan dan mendapat persetujuan Menteri ESDM hanya dalam waktu 22 bulan sejak ditemukannya lapangan tersebut. Lapangan Kaliberau Dalam merupakan salah satu lapangan migas giant discovery pada 2019, Wilayah Kerja Sakakemang yang dioperasikan oleh KKKS Repsol Sakakemang B.V. (sebelumnya Talisman Sakakemang B.V.).

Jaffee Arizona Suardin, Deputi Perencanaan SKK Migas, mengatakan rekor PoD I tercepat berhasil ditorehkan SKK Migas dalam satu dekade terakhir dengan disetujuinya PoD I Kaliberau Dalam.

Menurut Jaffee, upaya untuk meningkatkan produksi migas dalam jangka panjang secara berkelanjutan dapat dilakukan jika cadangan migas yang ditemukan dapat dikonversi menjadi produksi.

Keberhasilan PoD I Kaliberau Dalam adalah milestone penting dan menunjukkan investasi di sektor hulu migas masih menarik,  meskipun masih dibayang-bayangi dengan belum teratasinya pandemi Covid-19.

“Hal ini semakin menambah keyakinan kami bahwa target satu juta barrel per hari minyak dan 12 miliar kubik feet perhari gas pada 2030 dapat diraih, jika kami dapat terus mempertahankan kemampuan untuk mempercepat proses PoD dari setiap lapangan migas yang ditemukan,” kata Jaffe, Jumat (15/1).

Salah satu kontribusi utama dalam upaya meningkatkan produksi migas menuju target satu juta barrel per hari minyak dan 12 ribu juta kaki kubik per hari (MMscfd) gas pada 2030 adalah mempercepat upaya mengubah reserve to production. Terlebih secara alamiah produksi migas eksisting mengalami penurunan setiap tahun. Maka jika tidak dilakukan upaya merubah reserve to production, dalam jangka panjang produksi migas akan menurun.

Jaffee menambahkan pada PoD I, Lapangan Kaliberau Dalam akan memproduksi raw gas sebesar 460 BSCF (technical limit) dengan economic limit sebesar 445 BSCF. Adapun perkiraan produksi minyak kondesat sebesar 0.17 MMSTB. Produksi Lapangan Kaliberau Dalam berasal dari 2 sumur yaitu 1 (satu) re-entry KBD-2XST1 dan 1 (satu) sumur pengembangan. “Perkiraan pendapatan pemerintah dari POD I Kaliberau sebesar US$ 413 juta, “ujar Jaffe.

Tidak hanya pembahasan POD I Kaliberau Dalam yang relatif cepat, tetapi juga target onstream proyek tersebut jauh lebih cepat dari rata-rata cycle waktu proyek hulu migas.

Jaffee mengatakan dalam PoD I Kaliberau, disepakati bahwa proyek tersebut  diperkirakan akan onstream pada kuartal IV  2023 atau jika dihitung sejak ditemukannya lapangan migas ini, maka hanya dibutuhkan waktu empat tahun 10 bulan.

SKK Migas akan menjadikan keberhasilan persetujuan PoD I Kaliberau Dalam dan waktu penyelesaian proyek sebagai acuan bagi pembahasan proyek-proyek hulu migas yang lainnya. Pada umumnya, rata-rata waktu penyelesaian proyek hulu migas berskala besar bisa mencapai tujuh tahun.

“Jika produksi migas bisa dipercepat, maka tentu tambahan produksi migas nasional akan semakin cepat diperoleh. Oleh karena itu kami optimistis target 2030 dapat dicapai,” kata Jaffee.(RI)