JAKARTA – SKF, perusahaan bearing terus berupaya menghadirkan solusi komprehensif yang terdigitalisasi dan berkelanjutan berbasis intelligent and clean untuk mendukung para pelaku industri di Indonesia meningkatkan produktivitas dan daya saing.

Menghadapi tantangan ekonomi global, sektor manufaktur dan industri pengolahan terus menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Catatan terkini Badan Pusat Statistik (BPS), pada kuartal III-2023, sektor pengolahan tumbuh 5,20 %. Capaian ini melampaui angka pertumbuhan ekonomi keseluruhan sebesar 4,94 % pada periode yang sama.

Kembali berpartisipasi dalam gelaran Manufacturing Indonesia 2023, SKF menyampaikan pentingnya peran perempuan dalam industri pengolahan dengan menghadirkan para women engineer sebagai figur inspiratif.

“SKF berkomitmen untuk berperan lebih dari sekadar penyedia peralatan, tetapi juga sebagai mitra strategis pendukung para pelaku industri dalam menyambut revolusi industri 4.0 serta merespons kebutuhan global dengan cepat dan tepat. Melalui solusi berbasis ‘Intelligent and Clean‘ yang SKF hadirkan, kami bertekad mewujudkan industri manufaktur Indonesia yang berimbang, menggabungkan produktivitas tinggi dengan pengurangan biaya operasional dan pemeliharaan, sekaligus mengurangi dampak lingkungan seminim mungkin,” kata Department Head of Original Equipment Manufacturer (OEM) and Service PT SKF Industrial Indonesia Alfajri Abubakar, saat Manufacturing Indonesia 2023, Jumat(15/12).

Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Perindustrian, terus menjalankan berbagai langkah untuk mendukung percepatan digitalisasi industri. Tujuannya, peningkatan produktivitas dan daya saing secara global dengan visi besar membawa Indonesia menjadi 10 besar ekonomi dunia pada 2030 mendatang. Selain digitalisasi, Kementerian Perindustrian juga menggaungkan transformasi industri yang mengedepankan keberlanjutan, antara lain berupa penggunaan sumber daya alam yang efisien, dapat digunakan berulang kali, dan ramah lingkungan.

Sejalan itu, SKF, melalui intelligent and clean growth strategy, menghadirkan solusi inovatif untuk mempercepat digitalisasi dan keberlanjutan di ranah industri manufaktur Indonesia. Strategi ini diterapkan pada seluruh solusi SKF, termasuk layanan remanufaktur untuk bearing, pemantauan kondisi (condition monitoring), dan perawatan (maintenance).

Sementara, dari segi sumber daya manusia, selaras dengan pertumbuhan positifnya, industri pengolahan membutuhkan sekitar 600 ribu pekerja baru per tahun. Namun demikian, proporsi pekerja perempuan pada sektor ini cenderung sedikit. Bahkan, berdasarkan Global Gender Gap Report 2022, hanya 19 persen perempuan yang mengisi peran kepemimpinan di industri pengolahan.

“Bagi saya, menjadi seorang engineer perempuan tak hanya soal membuktikan kemampuan teknis, tetapi juga kesempatan membuka pintu inspirasi bagi perempuan lain. Di dunia profesional yang didominasi laki-laki, saya percaya perempuan memiliki potensi besar untuk memberikan perspektif yang berbeda, inovasi yang khas, dan determinasi besar untuk meraih kesuksesan dalam sektor industri yang dinamis,” ungkap Application Engineer SKF Industrial Indonesia Ika Silviana.

Saat ini, lebih dari 30 persen karyawan PT SKF Industrial Indonesia merupakan perempuan dengan latar belakang pendidikan yang sepenuhnya terfokus pada bidang teknik. Mereka menduduki berbagai posisi, termasuk engineer dan jajaran manajerial perusahaan.

Dalam konteks pemberdayaan karyawan perempuan, SKF memprakarsai beragam kegiatan khusus. Salah satunya, program SKF Women Empowerment Club yang berfokus pada pengembangan soft skills para karyawan perempuan SKF. Program ini mencakup kelompok baca (book club) untuk meningkatkan kepercayaan diri dan keterampilan berbicara di depan umum.

Selain itu, kegiatan rutin lainnya adalah, Pagi-Pagi Bersih, berupa gotong royong membersihkan lingkungan area taman di Jakarta Selatan – sebagai bentuk dukungan sosial para karyawati SKF kepada masyarakat sekitar. SKF juga menjalankan aktivitas bersama Rumah Pintar Aisha, yaitu tempat belajar bagi anak-anak kurang beruntung yang memiliki minat belajar, membaca, dan menulis. Kepada kelompok ini, SKF aktif terlibat dalam pemasangan bookshelf dan pemberian donasi.

”Komitmen SKF tidak hanya berhenti pada pembukaan peluang, tetapi juga pada pengembangan kompetensi dan keterampilan perempuan di industri manufaktur. Melalui SKF Women Empowerment Club, kami menciptakan wadah untuk pertukaran ide sekaligus platform mentorship yang secara berkelanjutan mendampingi para perempuan di SKF agar terus berkembang dan mampu berkontribusi dengan optimal,” kata Technology and Solution Business Development PT SKF Industrial Indonesia sekaligus Ketua SKF Women Empowerment Club Gerilda Ridwina.(RA)