NEW YORK– Harga emas turun sekitar 1% pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu (22/1) pagi WIB. Harga spot emas turun 0,2% menjadi US$1.558,60 per ounce pada pukul 1:40 sore waktu setempat (18.40 GMT), setelah mencapai level tertinggi sejak 8 Januari 2020 pada US$ 1.568,35 pada awal perdagangan.

Sementara itu, menurut Reuters, emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange ditutup lebih rendah karena ditekan oleh penjualan teknis investor. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari 2020 turun US$2,4 atau 0,15%, menjadi ditutup pada US$ 1.557,9 per ounce. Emas naik US$10 di sesi sebelumnya.

Fluktuasi harga emas tersebut karena investor merealisasikan keuntungan setelah harga mencapai tertinggi dua minggu di awal sesi, meskipun kerugian dibatasi oleh penurunan ekuitas karena kekhawatiran tentang wabah virus di China .

Logam mulia memangkas kerugian dan naik kembali di atas level US$1.550, didukung oleh lingkungan suku bunga rendah dan ketegangan geopolitik yang masih ada.

“Kami telah memiliki periode kinerja yang cukup baik untuk emas dan kami memberikan kembali sebagian dari itu,” kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.

Menurut Melek, harga emas kemungkinan bertahan dalam kisaran yang cukup ketat di sekitar level US$1.550 untuk saat ini.

“Saya belum pernah mendengar berita apa pun yang menyarankan bahwa ini (penurunan emas) adalah semacam rangkaian perkembangan fundamental yang permanen dan struktural. Ini lebih merupakan penyesuaian terhadap penurunan karena alasan teknis,” ujarnya.

Aset safe-haven emas batangan mendapat dukungan karena pasar saham global merosot akibat meningkatnya kekhawatiran tentang jenis baru virus korona di China.

Emas batangab naik lebih dari 6% sejak 6 Desember 2019. Pada 8 Januari, emas batangan menembus batas US$1.600 untuk pertama kalinya dalam hampir tujuh tahun terakhir karena meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran.

“Struktur bullish dalam emas belum berubah. Emas harus menembus di bawah US$1.450 untuk mengubah tren itu,” kata Michael Matousek, kepala pedagang di Investor Global AS, menambahkan emas akan didukung oleh Federal Reserve AS yang menjaga suku bunga stabil dan meningkatnya pembelian oleh bank sentral.

Fokus investor saat ini cenderung beralih ke The Fed karena yang akan menggelar pertemuan kebijakan pertama tahun ini pada 28-29 Januari. Suku bunga yang lebih tinggi mengangkat potensi kerugian memegang eamsa yang tidak memberikan imbal hasil.

Di tempat lain, paladium turun 4% menjadi US$2.400,12, ditetapkan untuk menandai penurunan persentase harian terbesar dalam sebulan. Harga telah mencapai puncak rekor baru US$$ 2.582,19 pada Senin (20/1). (RA)