JAKARTA – Holding PT Pertamina (Persero) sukses mencetak laba bersih pada tahun 2021 lalu. Bahkan laba perseroan tumbuh signifikan dibandingkan tahun 2020.

Berdasarkan data yang diperoleh Dunia Energi, tahun lalu Pertamina mencetak laba bersih US$2,05 miliar atau tumbuh 95% jika dibandingkan dengan realisasi laba bersih tahun lalu US$1,05 miliar.

Sepanjang tahun lalu, Pertamina mampu memperoleh pendapatan mencapai US$57,51 miliar atau tumbuh 39% dari realisasi tahun 2020 sebesar US$41,47 miliar. Sementara untuk EBITDA realiasi tahun lalu sebesar US$9,45 miliar tumbuh 19% jika dibandingkan tahun 2020 yakni US$7,95 miliar.

Masih berdasarkan data yang ada, Operating cashflow murni dari operasi Pertamina sebenarnya cenderung menurun, tidak elastis
dengan kenaikan Indonesia Crude Price (ICP) khususnya pada 2020 – 2021 dimana icp naik 71% namun OCF murni turun 54%. Rata-rata ICP tahun 2020 adalh US$40 per barel sementara tahun lalu rata-rata ICP tercatat mencapai US$68 per barel.

Manajemen juga mengakui pembayaran piutang Harga Jual Eceran (HJE) serta subsidi oleh pemerintah secara bertahap turut berdampak pada kondisi keuangan Pertamina.

Jumlah kompensasi yang harus diterima Pertamina memang cukup besar. Untuk tahun 2021 pemerintah saat ini tercatat memiliki tunggakan kompensasi BBM tahun 2021 yang belum terbayarkan sebesar Rp108,4 triliun. Rencananya kompensasi BBM akan dibayarkan pada tahun ini. (RI)