JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi memberikan sejumlah insentif dalam pengelolaan Blok Mahakam, Kalimantan Timur kepada PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), anak usaha PT Pertamina Hulu Indonesia.

Julius Wiratno, Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), mengatakan persetujuan Menteri ESDM sudah sejak awal 2021. Beberapa insentif krusial yang diberikan pemerintah, di antaranya adalah perubahan First Tranche Petroleum (FTP) dan depresiasi yang dipercepat.

FTP adalah sejumlah tertentu minyak mentah dan atau gas bumi yang diproduksi dari suatu wilayah kerja dalam satu tahun kalender, yang dapat diambil dan diterima badan pelaksana dan atau kontraktor dalam tiap tahun kalender, sebelum dikurangi pengembalian biaya operasi dan penanganan produksi (own use).

“Sudah ada surat dari Menteri ESDM tanggal 6 Januari 2021, terkait dengan perubahan FTP dari 20% menjadi 5%, dan insentif hulu migas berupa depresiasi dipercepat atas biaya kapital,” kata Julius kepada Dunia Energi, Selasa (16/2).

Menurut Julius, selain insentif hulu yang menjadi kewenangan Kementerian ESDM, ada beberapa insentif fiskal yang juga diajukan hanya saja itu menjadi kewenangan Kementerian Keuangan.

“Terkait insentif fiskal, (insentif perpajakan, DMO, LMAN) SKK Migas diminta kirim surat lagi untuk diteruskan ke Menkeu, adapun OPL yg sudah disetujui OPL 2A, namun asumsi tanpa insentif,” ungkap Julius.

SKK Migas optimistis produksi Blok Mahakam masih bisa ditingkatkan, namun syaratnya keekonomian proyek harus dipenuhi. Agar keekonomian bisa terpenuhi berdasarkan kalkulasi dibutuhkan insentif dari pemerintah.

Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas, sebelumnya mengatakan akan ada sejumlah rencana pengembangan lapangan serta rencana kerja untuk mempertahankan produksi eksisting dengan cadangan gas sekitar satu triliun kaki kubik dan minyak 36 juta barel. “Nantinya ada delapan proyek yang akan menghasilkan gas 64,4 miliar kaki kubik dan minyak 6,4 juta barel,” ungkap Dwi.

Untuk pengembangan, ada OPLL 2A yang mencakup pengembangan South Mahakam, Sisinubi, Handil, dan Bekapai yang bisa menghasilkan tambahan cadangan gas 8,6 triliun kaki kubik dan minyak 5,1 juta barel. Berikutnya OPLL 2B di lapangan-lapangan yang sama dengan proyeksi tambahan cadangan gas 38,6 triliun kaki kubik dan minyak 3,3 juta barel.

“Lalu ada OPLL 2C, ini new platform di Sisinubi dan kegiatan lain yang diharapkan menghasilkan gas 215 miliar kaki kubik dan minyak 0,6 juta barel dengan 176 sumur,” kata Dwi.

Selain itu terdapat proyek injeksi air (waterflood) di Lapangan Handil dengan proyek tambahan cadangan gas 5,3 miliar kaki kubik dan minyak 7 juta barel, serta pengembangan jangka panjang di Handil dan Bekapai yang bisa menambah cadangan gas 6,9 miliar kaki kubik dan minyak 17,2 juta barel.(RI)