JAKARTA – Pemerintah menyatakan bahwa 23 persen energi yang digunakan di Indonesia akan bersumber dari Energi Baru Terbarukan (EBT) pada tahun 2025 dengan pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) hingga 29 persen pada tahun 2030. Langkah ini merupakan salah satu dari tiga strategi untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan bahwa Indonesia juga telah berkomitmen meningkatkan bauran energi terbarukan hiingga 51,6 persen pada Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030. PT PLN (Persero) telah menyatakan akan menghentikan penggunaan pembangkit listrik yang memanfaatkan batu bara hingga 2055 dengan kapasitas total 50 Gigawatt (GW).

Presiden Joko Widodo telah meningkatkan komitmen Indonesia terhadap keberlanjutan lingkungan dengan menjadikan ekonomi hijau sebagai bagian penting dari strategi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Berdasarkan data Kementerian ESDM, terlihat potensi EBT di Indonesia bisa mencapai 648.300 MW di mana pada saat ini baru dimanfaatkan sekitar 10.697 MW.

Tenaga matahari merupakan potensi terbesar yaitu sekitar 207.800 MW. Kemudian diikuti oleh potensi energi hidro 75.000 MW, bayu 60.600 MW, bioenergi 32.600 MW, panas bumi 23.900 MW, dan lautan (gelombang laut) 17.900 MW.

“Prospek energi terbarukan sangat menjanjikan. Indonesia dianugerahi dengan kekayaan alam melimpah untuk menghasilkan energi bersih, walaupun tidak semuanya mudah diakses,” kata Handry Satriago, CEO GE Indonesia, Kamis (30/9)

Handry menyampaikan Indonesia telah menunjukkan komitmen besar dalam penggunaan energi terbarukan dan berkelanjutan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di masa depan. Oleh karenanya, GE Indonesia senantiasa bekerjasama dengan orang-orang dengan visi serupa seperti para pelanggan, SRE, pemerintah, dan LSM untuk terus berupaya menghasilkan teknologi inovatif dan meningkatkan kemampuan di berbagai level, termasuk para mahasiswa yang merupakan para pemimpin masa depan.

Hadir sejak  1940, GE merupakan pemimpin produsen energi di Indonesia, dengan basis terinstalasi lebih dari sekitar 25 GW oleh GE Gas, Steam dan Renewable, serta menyediakan HTechnology pertama di Indonesia. Teknologi GE setara dengan sekitar 30% listrik yang terpasang di Indonesia.

“GE pada saat ini menyediakan teknologi yang meliputi 20 persen kapasitas energi terbarukan dunia, sehingga kami memahami bahwa teknologi kelas dunia diperlukan,” ujar Handry.(RA)