JAKARTA – Rencana PT PLN (Persero) untuk mendorong penggunaan pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) terus berlanjut. PLN berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk menggantika Pembagkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang tersebar di berbagai wilayah terpencil. Total kapasitas daya listrik PLTS yang akan dibangun nanti mencapai 600 megawatt (MW).

Muhammad Ikbal Nur, Direktur Perencanaan Koporat PLN, mengatakan dedieselisasi pembangkit listrik ini diharapkan bisa memangkas konsumsi BBM oleh PLTD.

“Program dedieselisasi, kami merencanakan bangun 600 MW PLTS untuk subtitusi PLTD-PLTD terutama di daerah remote yang biasanya konsumsi BBM cukup banyak. Kami ingin bantu pengurangan impor BBM yang dapat kami konversi ke pembangkit yang bersifat EBT,” ujar Ikbal belum lama ini.

Selain melakukan dedieselisasi, PLN juga terus berupaya mengakselerasi pembangunan pembangkit-pembangkit EBT yang sedang konstruksi di berbagai daerah dan mendorong co-firing biomassa pada PLTU-PLTU milik PLN.

PLN telah memiliki program untuk menonaktifkan 5.200 PLTD-nya di 2.130 lokasi di seluruh Indonesia. Kebijakan itu dinilai yang paling masif dalam sejarah PLN. Ini menjadi gerakan PLN untuk mengurangi belanja di sektor BBM yang sebagian besar masih impor. Langkah tersebut juga menjadi eksplorasi sumber EBT di daerah setempat dan mempehitungkan pasokan di wilayah tersebut.

Proses penonaktifan pembangkit listrik diesel akan dilakukan secara bertahap. Untuk tahap pertama akan dilakukan di 200 lokasi terlebih dahulu dengan total kapasitas mencapai 225 Megawatt (MW). Tahap dua, sampai dengan 500 MW, Tahap tiga sampai potensi 1.300 MW.

Muhammad Ikhsan Asaad, Direktur Mega Project PLN, sebelumnya mengatakan nantinya konversi PLTD akan dilakukan secara permanen, sehingga tidak lagi menggunakan skema hybrid. Pasalnya, hybrid hanya menambah biaya perawatan yang justru menambah beban PLN.

“Kami tidak lagi hybrid. 200 lokasi pertama ini kami forward looking hybrid biaya operasional tinggi, maintenance tinggi. Kami konsepnya ke depan tidak hybrid, tapi pasang solar PV dengan kapasitas diatas kebutuhan masyarakat sama baterainya sehingga bisa 24 jam.? Bahkan lebih sehingga bisa dorong ekonomi tumbuh,” kata  Ikhsan.(RI)