JAKARTA – Dalam upaya mengembangkan arus laut dan ombak yang ada di Indonesia menjadi pembangkit listrik energi baru terbarukan, PT PLN (Persero) dan PT PAL Indonesia (Persero) akan berkolaborasi untuk memanfaatkan potensi tersebut. Langkah ini sejalan dengan RUPTL Green.

Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN, menjelaskan Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luasan lautan yang memiliki potensi besar. Seperti misalnya arus laut maupun ombak yang ada bisa dimanfaatkan untuk menjadi sumber listrik.

“Di setiap selat di Indonesia itu ada arus laut dan ombak. Ini bisa menjadi kekuatan baru untuk Indonesia,” ujar Darmawan, Senin(31/1).

PLN menyatakan telah berdiskusi dengan PT PAL mengenai hal ini. Pemetaan potensi arus laut dan ombak yang bisa dijadikan arus listrik dilakukan bersama sama.

“Juga kami kaitkan dengan di mana demand berada. Kita juga membahas bersama PT PAL soal pencanangan teknologinya seperti apa,” ungkap Darmawan.

Hal ini juga sebagai langkah penerjemahan dari RUPTL Hijau yang ada saat ini. Tahun depan ada program de-dieselisasi yang berada di 2.100 titik di Indonesia yang bisa digantikan energi berbasis arus laut dan ombak.

“Kami akan petakan dari RUPTL, kami ubah menjadi program yang kita laksanakan. Saya arahkan ke dalam apa saja programnya. Kita bangun sinergi antar BUMN,” ujar Darmawan.

PLN dan PT PAL juga telah berkolaborasi mengembangkan pembangkit listrik di atas kapal
(Barge Mounted Power Plant/BMPP) Nusantara 1,2, dan 3. Sinergi dua BUMN ini menjadi tonggak revolusioner dari pembangunan pembangkit listrik yang dipasang pada kapal tongkang.
BMPP tahap pertama yang dikembangan PLN melalui anak usahanya PT Indonesia Power yang bersinergi dengan PT PAL yang berkapasitas 60 Mega Watt (MW) ini, telah selesai dan segera menuju ke Ambon, Maluku. Khusus di wilayah timur Indonesia keberadaan MPP tipe Barge Mounted Power Plant menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan listrik daerah terpencil.

Kaharuddin Djenod, Direktur Utama PT PAL, menambahkan saat ini kapasitas dan kemampuan PT PAL sudah mumpuni untuk bisa mengembangkan maritim Indonesia. Oleh karena itu, pengembangan potensi arus laut dan ombak untuk menjadi energi listrik bisa dikembangkan bersama.

“Itu sangat memungkinkan. Kemampuan design dan manufacturing cukup untuk melaksanakan itu semua,” ujar Kaharuddin.(RA)