JAKARTA – PT Pertamina Hulu Energi WMO (PHE WMO) bersama lima Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) lainnya, Petronas Carigali (PC) Muriah Ltd., PC Ketapang II Ltd., PC North Madura II Ltd., PT Pertamina EP dan KrisEnergy (Satria) Ltd menjalin sinergi melalui Kontrak Bersama “Provision of Integrated Sharing Logistic Support Base Facilities and Service”. Sinergi tersebut merupakan inisiasi dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas).

Dalam kontrak bersama yang akan berlaku efektif tanggal 1 Agustus 2019, berlaku nilai harga satuan yang sama dan terbaik untuk seluruh KKKS yang menggunakan fasilitas dan jasa shorebase terintegrasi yang berlokasi di Lamongan Shorebase. Sebelum ada kontrak bersama, enam KKKS yang berada di Lamongan Shorebase memiliki kontrak sendiri dengan penyedia jasa yang sama, dan terdapat variasi nilai harga satuan.

Huddie Dewanto, Direktur Keuangan dan Layanan Bisnis PHE, mengatakan kontrak bersama akan membawa keuntungan yang signifikan bagi negara melalui efisiensi dan optimalisasi biaya operasi Hulu Migas dan dapat dijadikan benchmarking bagi KKKS lain.

“Dengan sinergi yang sangat baik akan didapatkan nilai cost-saving sebesar Rp119 miliar, dibandingkan apabila para KKKS tetap menggunakan harga kontrak lama untuk periode lima tahun kedepan,” kata Huddie dalam keterangan tertulisnya, Selasa (16/7). Penandatanganan kontrak bersama telah digelar di Kantor SKK Migas di Jakarta, Senin (15/7).

Tunggal, Deputi Pengendalian Pengadaan SKK Migas, mengatakan industri migas saat ini sangat mendorong upaya-upaya efisiensi oleh para pelaku migas, mulai dari level regulator, pengawas, pengendali dan pelaksana, sehingga dapat menciptakan kegiatan yang efektif dan efisien.

“Salah satu upaya pencapaian kegiatan yang efektif dan efisien tersebut yakni adanya sinergi dari para pemangku kepentingan melalui pengadaan bersama atau kontrak bersama ini untuk ikut berperan bersama dalam mendukung peningkatan produksi dan lifting migas nasional,” ungkap Tunggal.

Erwin Suryadi, Kepala Divisi Pengelolaan Pengadaan Barang dan Jasa SKK Migas, menambahkan sinergi enam KKKS dalam kontrak bersama patut menjadi perhatian sebagai bukti bahwa industri hulu migas masih menjadi primadona investasi di Indonesia. “Kehadiran industri ini harus tetap berkomitmen menjalin kemitraan bersama masyarakat sekitar dalam membangun ekonomi lokal yang kuat dan berkelanjutan,” katanya.(RA)