JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN akan menggenjot kinerja operasional anak usahanya di sektor hulu, PT Saka Energi Indonesia pada tahun ini, sekaligus menjadi program utama dalam rangka memperbaiki portofolio perusahaan. Gigih Prakoso, Direktur Utama PGN, mengatakan beberapa portofolio perusahaan masih belum produktif, untuk itu investasi tahun ini akan difokuskan untuk memperbaiki kinerja aset tersebut, sehingga meningkatkan kinerja porfofolio aset Saka.

“Program utama kami tahun ini adalah bagaimana Saka bisa memperbaiki kinerja portofolio yang ada sekarang. Karena beberapa portofolio sudah tidak produktif sehingga bisa memberikan dampak negatif terhadap kinerja over all Saka,” kata Gigih di Jakarta, Selasa (21/1).

Beberapa pengembangan organik akan menjadi fokus PGN dalam mengembangkan Saka, seperti pengembangan Lapangan Sidayu, West Pangkah dan Tambakboyo sambil tetap membidik peluang untuk melakukan akuisisi aset migas yang sudah berproduksi.

“Terkait capex itu akan fokus pada pengembangan organik, terutama pengembangan beberapa lapangan dari Pangkah yaitu Sidayu, West Pangkah, Tambakboyo dan sebagainya yang sedang dikembangkan Saka. Itu akan fokus ke sana dan melihat peluang untuk melakukan anorganik yaitu dengan akuisisi, apabila memang aset tersebut cocok dikembangkan Saka dalam rangka memperbaiki porfofolionya,” ungkap Gigih.

Pengembangan Sidayu dan West Pangkah diproyeksi akan selesai dan mulai mengalirkan tambahan produksi migas pada kuartal II 2020. Khusus untuk West Pangkah, tidak hanya memiliki cadangan minyak akan tetapi gas yang jumlahnya cukup besar dan sudah siap dimonetisasi karena sudah memiliki pembeli, yakni PT PLN (Persero).

Pengembangan dua lapangan tersebut dilakukan sejak 2015 saat cadangan baru ditemukan. Beberapa tambahan fasilitas atau melakukan upgrade fasilitas yang ada harus dipersiapkan untuk mengantisipasi tambahan produksi agar tidak menganggu produksi eksisting. Total alokasi investasi untuk mengembangkan dua lapangan baru tersebut mencapai US$200 juta.

Pada tahun lalu Saka menemukan cadangan baru lainnya di sumur Tambakboyo-3 yang diperkirakan merupakan cadangan minyak. Saka telah menggelontorkan investasi di sumur Tambakboyo-3 mencapai sekitar US$ 20 juta. Sumur Tambakboyo sebelumnya sekitar US$ 15 juta.

Berdasarkan informasi yang disampaikan Arie Nobelta Kaban, Direktur Keuangan PGN, hampir 50% dari total alokasi belanja modal 2020 untuk mendukung rencana Saka mengakuisisi blok migas. Pada 2020, PGN mengalokasikan dana investasi sebesar US$ 700 juta dengan alokasi investasi untuk Saka US$280 juta dan akuisisi sekitar US$70 juta-US$ 100 juta, jadi sisanya untuk pengembangan aset eksisting.

Namun demikian manajemen belum memastikan dari mana saja sumber pendanaan belanja modal pada tahun ini. “Kami memang arrange budget anggaran 2020 US$500 juta-US$ 700 juta. Sumbernya kami belum pastikan apakah dari commision loan atau obligasi karena kita akan seleksi dulu usulan-usulan investasi yang diajukan oleh anak perusahaan atau PGN. Kita belum pastikan sumber pendanaan dan akan kita cari sumber pendaaan paling murah,” jelas Arie.

Saka saat ini memilik hak partisipasi (Participating Interest/PI) atau di 11 wilayah kerja atau blok migas, yang terdiri dari Bangkanai dengan hak partisipasi 30%, Ujung Pangkah sebesar 100%, Ketapang 20%, South Sesulu sebesar 100% dan blok gas di Fasken Amerika Serikat dengan hak partisipasi sebesar 36%.

Saka juga tercatat memiliki hak partisipasi di Blok Muriah sebesar 20%, di Bangkanai Barat sebesar 30%, Muara Bakau sebesar 11,67%, dan Wokam II 100%. Serta di Pekawan dan Yamdena Barat masing-masing sebesar 100%.(RI)