JAKARTA – PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) mengkaji pengembangan green hydrogen di wilayah kerja panas bumi (WKP) Ulubelu. Sentot Yulianugroho, Manager Government and Public Relation PGE, mengatakan dari hasil kajian awal terungkap bahwa WKP Ulubelu mempunyai fluida panas bumi di area tersebut masih didominasi oleh air dan uap panas yang cocok untuk pengembangan energi tersebut. Saat ini PGE telah membentuk tim khusus untuk lakukan kajian.

“Jadi tahapan yang saat ini dilakukan untuk green hydrogen ini masih sebatas rencana pengembangan kalau boleh dibilang masih proses inisiasi,” kata Sentot, Kamis (1/7).

Ahmad Yuniarto, Direktur Utama PGE, sebelumnya mengatakan untuk merealisasikan rencana pengembangan green hydrogen yang digadang jadi energi masa depan, PGE membutuhkan investasi awal sekitar US$ 5 juta atau Rp71,8 miliar.

Saat ini perusahaan tengah berkoordinasi dengan beberapa kementerian terkait guna pemanfaatan hidrogen hijau ini. Di samping itu, perusahaan juga tengah mencari mitra strategis untuk menjalankan bisnis ini.

Pasalnya, dari sisi keekonomian, biaya produksi hidrogen hijau masih terbilang mahal dibandingkan jenis hidrogen lainnya. PGE sudah menjalin koordinasi dengan beberap kementerian untuk pemanfaatan green hydrogen ini. Selain itu PGE juga akan mencari mitra strategis untuk pengembangan bisnis baru ini. Tidak hanya untuk bisnis panas bumi mitra nanti juga diharapkan bisa membawa teknologi serta pendanaan untuk pengembangan green hydrogen.

Hidrogen hijau diyakini bisa dikembangkan berdampingan dengan potensi panas bumi karena cadangannya juga disekitar cadangan panas bumi. Indonesia yang memiliki cadangan panas bumi besar tentu memiliki keuntungan besar. Nantinya green hydrogen diyakini tidak hanya diminati dari dalam tapi juga dari luar negeri.(RI)