JAKARTA – PT Pertamina Hulu Rokan, anak usaha PT Pertamina Hulu Energi, menandatangani dua nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) pasokan gas untuk Blok Rokan dengan dua Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) sekaligus yakni Repsol dan Petrochina. Total pasokan gas yang akan disalurkan ke Rokan dari kedua KKKS tersebut mencapai 65 BBTUD.

MoU pertama yang diteken yakni dengan PetroChina International Jabung Ltd (PIJL) atas pasokan gas untuk operasi steam flood di Blok Rokan sebesar 50 BBTUD yang ditargetkan mulai mengalir pada 2023 mendatang. Operasi steam flood merupakan kegiatan dari Enhanced Oil Recovery (EOR) untuk produksi minyak di Lapangan Duri, Blok Rokan.

Kesepakatan kedua dengan Repsol Sakakemang BV sebesar 15 BBTUD. Pasokan ini dalam rangka pemenuhan kebutuhan gas untuk untuk kebutuhan operasional Blok Rokan pasca serah terima operasi dari PT Chevron Pacific Indonesia pada 9 Agustus 2021 mendatang.

Budiman Parhusip, Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE), mengatakan khusus kesepakatan dengan Repsol akan berlaku dua tahun. Kesepakatan tersebut akan menjadi dasar untuk melakukan diskusi serta kajian mengenai kemungkinan pemanfaatan potensi pasokan gas dari Blok Sakakemang untuk pemenuhan kebutuhan gas di Blok Rokan.

“Kegiatan jual dan beli gas ini dapat dilakukan setelah PHR dan Repsol Sakakemang BV mendapatkan surat persetujuan alokasi gas dari Pemerintah Republik Indonesia,” kata Budiman di Jakarta, Kamis (17/6).

Taufik Adityawarman, Presiden Direktur PT Pertamina Hulu Energi Jabung, mengungkapkan dalam rencana awal pasokan gas tersebut akan digunakan mulai 27 Februari 2023 dan berlaku satu tahun. Namun, realisasi pasokan gas ini masih menunggu keputusan pemerintah terkait kontrak kerja sama (Production Sharing Contract/PSC) Blok Jabung yang berakhir pada 26 Februari 2023. “Tetapi itu setelah penjual menandatangani kontrak kerja sama Blok Jabung yang baru dengan pemerintah,” kata Taufik.(RI)