JAKARTA – PT Pertamina (Persero) bakal merealisasikan pembelian Participating Interest (PI) proyek Masela dari Shell akhir bulan ini. Rencananya proses transaksi dalam akusisi sendiri akan berlangsung secara bertahap.

Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan kata sepakat sudah terjalin antara Pertamina dan Shell terutama dari sisi nilai harga yang memang sempat menjadi rintangan terbesar.

Menurut Arifin angka terbaru yang disodorkan oleh Shell akhirnya masuk dalam hitung-hitungan Pertamina. Proses akuisisi sendiri sudah mencapai babak final dimana Pertamina kata dia tinggal membayar jumlah yang diminta Shell.

Sayangnya Arifin tidak mau membeberkan nilai akuisisi PI Shell di Masela. Dia hanya menjelaskan bahwa agar kesepakatan bisa dikunci akhir bulan ini atau Sales Agreement, Pertamina akan membayar terlebih dulu 50% dari jumlah nilai yang telah disepakati.

“Sudah ada angkanya, masuklah dalam targetnya yang akan ambil participating interest dan akan diselesaikan akhir bulan ini. Separuhnya dulu sebagai tanda jadi, tanda serius,” kata Arifin di kantor Kementerian ESDM, Jumat (16/6).

Dengan adanya kesepakatan ini Pemerintah kata Arifin bisa bernafas lega, pasalnya proyek Masela bisa kembali dilanjutkan.”Konsekuensinya (kalau mundur) kita punya project jadi mundur, produksi gas juga akan mundur. kalau nggak ada kepastian ya pemerintah akan ambil posisi,” tegas Arifin.

Blok Masela ditargetkan bakal memproduksi 9,5 juta Metrik Ton per Annum (MTPA) dalam bentuk LNG. Selain itu juga gas akan diproduksi melalui pipa dengan volume ditargetkan mencapai 150 juta kaki kubik per hari (MMscfd).

Shell diberitakan sebelumnya mematok harga tinggi bagi siapa saja yang ingin membeli PI-nya di proyek Masela. Bahkan SKK Migas pernah membeberkan nilai terendah yang dipatok Shell mencapai US$1,4 miliar. Nilai itu adalah biaya yang sudah dikeluarkan selama menjadi mitra Inpex Corporation untuk melakukan berbagai persiapan pengembangan Masela.

Pemerintah sendiri memang sebelumnya sudah geram dengan sikat Shell yang dinilai mempersulit pengembangan blok Masela.

Para kontraktor di proyek Masela termasuk calon pengganti Shell yaitu Pertamina tidak punya banyak waktu. Untuk itu setelah nanti kesepakatan dicapai maka beberapa pekerjaan sudah menanti. Antara lain adalah revisi kedua rencana pengembangan atau Plan of Development (POD) lapangan Masela dengan memasukkan program carbon capture, dengan tambahan investasi sebesar US$1,1- US$1,4 miliar. (RI)