JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menggandeng Abu Dhabi National Oil Company (Adnoc) untuk mengembangkan kilang terintegrasi petrokimia di Balongan, Jawa Barat. Kedua perusahaan telah menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) untuk menggali lebih lanjut potensi pengembangan Kilang Balongan.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, mengatakan MoU yang ditandatangani merupakan tindak lanjut dari kesepakatan Comprehensive Strategic Framework (CSF) yang telah ditandatangani kedua belah pihak pada Juli 2019 untuk menjajaki peluang kerja sama di seluruh mata rantai bisnis minyak dan gas, baik di UEA, Indonesia, ataupun internasional. Sebagai hasil diskusi intensif tersebut, Pertamina dan Adnoc berhasil meningkatkan kesepakatan ke arah yang lebih strategis dan spesifik, di antaranya untuk mengevaluasi potensi pengembangan Crude to Petrochemicals Complex di Balongan. Selanjutnya Pertamina dan Adnoc akan mempelajari dan mendalami usulan struktur bisnis dan konfigurasi teknis atas pengembangan kilang tersebut.

“Pertamina membuka diri untuk strategic partner. Potensi kolaborasi dengan Adnoc akan memperkuat langkah bisnis Pertamina, khususnya dalam mengoptimalkan pengembangan kilang petrokimia di Balongan. Nantinya dapat menghasilkan produk yang bernilai tinggi serta memenuhi permintaan produk petrokimia dalam dan luar negeri, terutama polyolefin,” kata Nicke, Kamis (16/1).

Potensi kerja sama Pertamina-Adnoc penting karena pengembangan Crude to Petrochemicals Complex rencananya akan terintegrasi dengan RDMP Balongan. Selain akan mengurangi impor BBM, hasilnya juga akan meminimalkan impor produk petrokimia.

Dalam kesepakatan, Adnoc juga memberikan opsi tawaran partisipasi Pertamina di blok produksi migas di Uni Emirate Arab (UEA). Selain itu, dalam kesempatan yang sama, Pertamina dan Adnoc juga menandatangani perjanjian pasokan LPG.

Pada 2020, Adnoc akan menyediakan LPG sampai dengan 528.000 Metrik Ton (MT) LPG untuk Pertamina dalam rangka mengamankan kebutuhan LPG dalam negeri.

Untuk LPG, Adnoc juga dikenal sebagai salah satu perusahaan migas yang memproduksi LPG terbesar di dunia dengan kapasitas mencapai lebih dari 10 juta MT per tahun untuk kebutuhan dalam negeri maupun pasar internasional. “Transaksi ini juga efektif karena sumbernya langsung dari produsen,” kata Nicke.(RI)