Pekerja Pertamina mengawasi fasilitas produksi Blok Mahakam. Blok Mahakam mulai dikelola Pertamina sejak 1 Januari 2018.

JAKARTA – PT Pertamina (Persero) akan menggenjot kegiatan di Blok Mahakam guna mengejar peningkatan produksi. Pada tahun kedua pengelolaan blok yang menjadi tiga besar kontributor gas nasional itu, Pertamina akan melakukan pengeboran lebih dari 100 sumur.

Dharmawan H. Samsu, Direktur Hulu Pertamina, mengatakan untuk bisa mendongkrak produksi, Pertamina berencana mengebor 103 sumur di Blok Mahakam dengan menggunakan lima rig.

“Mahakam saja 103, berarti kalau 365 hari dibagi 103 pengeboran, setiap tiga hari kami bor sumur,” kata Dharmawan di Gedung DPR Jakarta, Rabu (9/1).

Peningkatan kegiatan di Blok Mahakam sangat diperlukan. Pasalnya, pada 2018 setelah pengelolaannya beralih ke Pertamina, produksi Mahakam anjlok.

Pada 2018, rata-rata lifting gas dari blok yang sekarang dioperatori PT Pertamina Hulu Mahakam hanya sebesar 832 juta kaki kubik per hari (mmscfd), atau hanya 75% dari target APBN 2018 sebesar 1.110 mmscfd. Realisasi tersebut juga masih dibawah realisasi 2017 sebesar 1.286 mmscfd.

Pengeboran di 103 sumur tersebut diharapkan bisa menahan penurunan produksi secara alamiah (decline rate) di blok yang sudah berumur lebih dari 50 tahun tersebut. Bahkan potensi untuk meningkatkan produksi masih bisa terjadi.

Menurut Dharmawan, butuh waktu lebih lama untuk bisa mengembalikan performa produksi Blok Mahakam. Ini disesuaikan dengan peningkatan kegiatan yang juga akan dilakukan Pertamina secara bertahap.

“Untuk menahan (penurunan), bahkan menaikkan juga sedikit. Insya Allah 2020 jumlah sumur kami naikan lagi,” ungkapnya.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, mengatakan dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2019 produksi migas Pertamina dipatok 921,54 ribu barel ekuivalen per hari (boepd), naik dibanding target yang ditetapkan untuk tahun lalu sebesar 906,41 ribu boepd.

Dia optimistis produksi migas pada tahun ini bisa lebih baik dibanding 2018. Sebab, ada banyak Wilayah Kerja (WK) atau blok migas terminasi tambahan yang dikelola Pertamina mulai 2018 hingga 2019.

“Tambahan beberapa WK yang sudah dialihkan di 2018 yaitu Mahakam, dan Southeast Sumatera (SES) di Agustus. WK yang baru masuk ini WK mature, sehingga kami harus jaga supaya produksinya tidak menurun,” kata Nicke

Target lifting migas Pertamina 2019 juga meningkat seiring dengan target peningkatan produksi. Untuk tahun ini lifting ditargetkan sebesar 735,4 ribu boepd atau meningkat 101% dibanding 2018 sebesar 724,89 ribu boepd.(RI)