JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), subholding gas PT Pertamina (Persero) merevisi rencana belanja modal (Capital Expenditure/Capex) tahun ini. Tidak tanggung-tanggung pemangkasan capex diperkirakan mencapai 44% dari yang direncanakan sebelumnya sebesar US$705 juta.

Arie Nobelta, Direktur Keuangan PGN, mengatakan dalam menjalani sisa tahun ini manajeman akan fokus memprioritaskan capex pada kegiatan yang bisa meningkatkan pendapatan. Saat ini manajemen sudah mengajukan revisi Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAKP) 2020. PGN memangkas rencana capex tahun ini untuk bisa mempertahankan arus kas (cash flow) perusahaan.

“Capex sampai saat ini, target penyerapan kami 40%–44% saja. Kembali lagi pertahankan cash flow (arus kas). PGN secara korporasi akan memprioritaskan capex yang bisa mengenerate revenue,” kata Arie dalam konferensi pers public expose secara virtual, Jumat, (28/8).

Menurut Arie, revisi target serapan capex mau tidak mau harus dilakukan lantaran hingga Juni saja serapannya baru mencapai 10%. Peningkatan penggunaan capex baru bisa terjadi pada semester II seiring dimulainya pengerjaan pipa hilir Blok Rokan oleh anak usaha PGN, PT Pertamina Gas (Pertagas).

Selain di sisi hilir, PGN juga akan menggelontorkan investasi untuk pengembangan Blok Pangkah yang dikelola PT Saka Energi Indonesia.

“Penyerapan capex prognosa 2020 sampai Desember 44%. Per Juni mungkin baru 10% terserap. Dan proyek yang akan butuh capex besar adalah proyek Rokan dan pengembangan Wilayah Kerja (WK) di Pangkah,” ungkap Arie.

Manajemen PGN sebenarnuya juga mengetatkan ikat pinggang untuk bisnis hulu-nya lantaran harga minyak dunia sepanjang semester I anjlok.

Arie menuturkan, Saka Energi sudah memangkas biaya operasional (operational expenditure/opex) mencapai US$100 juta.

Tidak hanya itu, PGN juga meminta Saka untuk melakukan renegosiasi kontrak-kontrak baik itu yang sudah disepakati dan telah berjalan maupun yang saat ini masih dalam proses pembicaraan.

“Saka kami minta efisiensi opex, sudah dilakukan 20-25% di cut. Kalau ada yang bisa diundur tahun depan bisa dilakukan, managamen Saka, khususnya komitmen-komitmen investasi yang sudah disepakati dengan pemerintah pengembangan WK di Saka. Kami minta lakukan renegoisasi lagi ke pemerinah,” kata Arie.(RI)