JAKARTA – Transisi energi menjadi momentum untuk bisa meningkatkan optimalisasi penggunaan gas. Sayangnya momentum tersebut terancam dilewatkan begitu saja lantaran belum siapnya infrastruktur yang ada di dalam negeri.

Aris Mulya Azof, Chairman Indonesia Gas Society (IGS), menyatakan infrastruktur menjadi kunci untuk meningkatkan konektifitas penyaluran gas di Indonesia. “Sebenarnya demandnya sudah mulai tumbuh ya, tapi betul, masalah infrastruktur. Jadi kalau di kita itu di Indonesia itu masalah pertama, biasa masalah supply, tidak continue, artinya terputus-putus. Kedua kurangnya infrastruktur. di sini market, di situ tidak ada,” kata Aris ditemui disela Indogas and Power 2023 Indonesia Gas Conference and Exhibition di Westin, Jakarta, Selasa (13/6).

Selain masalah suplai dan infrastruktur, harga gas juga masih menjadi tantangan cukup besar untuk bisa dicarikan solusinya. Ini tentu berhubungan juga dengan ketersediaan infrastruktur tadi

“Affordability, artinya jangkauan dari kemampuan Indonesia tuk menyerap atau membeli dengan harga yang wajar sesuai keekonomian dari hulu,” ungkap Aris.

Mustafid Gunawan, Direktur Pembinaan Program Migas, menjelaskan bahwa dari sisi pemerintah berbagai kebijakan sudah dikeluarkan dan akan disiapkan. Tujuannya jelas untuk bisa memanfaatkan potensi gas bumi yang memang besar. Beberapa blok migas yang ditawarkan pemerintah dalam lelang juga sebagian besar memiliki potensi gas alam.

Selain itu, kebijakan yang diluncurkan juga diarahkan untuk bisa menggenjot kawasan industri yang berbasis gas.

“Lokasinya nanti akan berdekatan dengan sumber gas alam, kita harap industrinya bisa makin efisien,” jelas Mustafid.

Indonesia kata dia memiliki empat prioritas utama untuk Bisnis Gas Indonesia. Pertama, percepatan pemanfaatan gas domestik. Pemanfaatan gas domestik pada tahun 2022 mencapai 68% dari total gas yang dimonetisasi dengan mendongkrak penciptaan permintaan gas bumi.

Kedua, mengamankan pasokan gas & LNG untuk menambah cadangan gas Indonesia dengan mengintensifkan kegiatan hulu migas

Kemudian yang ketiga, mengintegrasikan infrastruktur gas dan menciptakan solusi yang inovatif. Misalnya Jalur Transmisi dan Distribusi, lebih dari 1.000 MMSCFD Infrastruktur Regas, LNG Skala Kecil, LNG dalam tangki portabel, dan juga LNG untuk truk telah dibangun.

“Keempat, menyediakan gas yang andal dan terjangkau bagi pelanggan akhir dengan menciptakan konstruksi pipa distribusi yang hemat biaya dan marjin perdagangan yang adil serta mengatur Harga Gas untuk Sektor Strategis, seperti listrik, rumah tangga, transportasi, dan industri terpilih,” jelas Mustafid. (RI)