JAKARTA – Rencana pengeboran dua sumur migas nonkonvensional (MNK) di Blok Rokan oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dipastikan molor karena tidak akan dilakukan pada tahun ini.

Benny Lubiantara, Deputi Perencanaan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), menyatakan pemboran terpaksa harus mundur dari jadwal yang semula sudah direncanakan pada akhir tahun ini lantaran proses pengadaan barang yang belum rampung.

“Awal tahun persiapan udah jalan jadi tahun depan karena itu long lead item pengadaan barang, persiapan itu,” kata Benny kepada Dunia Energi beberapa waktu lalu di kantor SKK Migas.

Menurut Benny, EOG Resort, perusahaan migas asal Amerika Serikat tetap akan menjadi calon mitra utama Pertamina dalam menggarap potensi MNK Blok Rokan. EOG tidak akan langsung terlibat melainkan melihat dulu hasil pengeboran dua sumur.

“Dari data akan dilihat oke atau tidak  untuk dikembangkan masif baru bicara komersial. Tahun depan sudah ada bayangan go or not to go,” ujar Benny.

Keberadaan EOG sebagai mitra Pertamina kata Benny sangat penting, karena kemampuan untuk mengembangkan MNK yang dimiliki Pertamina masih terbatas. “Untuk MNK harus sama yang pengalaman kalau ngga, ngga akan jalan. mereka ada knowledge MNK,” ujar Benny.

Sambil menunggu pemboran yang dilakukan oleh Pertamina, pemerintah kata Benny juga tidak tinggal diam dan berbenah dari sisi regulasi. Pemerintah kata dia sedang menyusun term and condition (TnC) khusus blok MNK yang akan dituangkan dalam Peraturan Menteri ESDM.

Benny menjelaskan aturan baru nanti akan berbentuk bentuk kontrak bagi hasil yang diyakini bakal bisa menggenjot investasi MNK. Insentif yang disiapkan oleh pemerintah kata dia diyakini sangat menarik.

“Kita (SKK Migas) lagi sama-sama Dirjen Migas, dan pak menteri bilang untuk membuat TnC untuk MNK. Permen khusus untuk MNK karena ini ga bisa pakai sekarang ga ekonomis. sekarang lagi dibuat TnC baru,” jelas Benny.(RI)