JAKARTA – PT Pertamina Gas (Pertagas) menargetkan pembangunan pipa ruas Gresik-Semarang (Gresem) akan selesai akhir tahun ini seiring tuntasnya persoalan yang selama ini menjadi halangan, yakni pembebasan lahan.  Wiko Migantoro, Direktur Utama Pertagas, mengatakan pembebasan seluruh lahan sepanjang 7 kilometer (km) yang dibutuhkan untuk konstruksi pipa Gresem telah selesai, sehingga konstruksi pipa dapat dilanjutkan. “Iya (sudah selesai lahan 7km). Semoga akhir tahun ini selesai konstruksi,” kata Wiko di Jakarta, Minggu (6/10).

Sebelum dimanfaatkan untuk mengalirkan gas dari Lapangan Jambaran Tiung Biru yang saat ini masih dalam pembangunan fasilitas produksi, jika sudah selesai pipa Gresem akan mengalirkan gas dari Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, Jawa Timur. Pasokan gas dari Blok Cepu sebelumnya diproyeksi bisa mulai mengalir pada awal 2020. “Sekarang sedang proses (pembelian pasokan gasnya),” ujarnya.

Menurut Wiko, gas dari Lapangan Banyu Urip yang dioperatori oleh Exxonmobil telah memiliki pembeli. Pertagas sebelumnya menuturkan bahwa banyak potensi pembeli gas dari industri yang ada di wilayah Jawa Tengah.

Setelah konstruksi pipa selesai di akhir tahun, Pertagas masih harus menjalankan tahap uji coba pipa (commissioning). “Nanti saya kasih tahu (mulai mengalir), karena masih ada tahapan commissioning setelah selesai konstruksi,” kata Wiko.

Waras Budi Santosa ,Kepala Divisi Monetisasi Minyak dan Gas Bumi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sebelumnya mengakui pasokan gas dari Lapangan Banyu Urip. Pasokan gas yang dimaksud adalah gas ikutan dari produksi minyak Exxonmobil. Pertagas juga telah bersedia untuk membangun fasilitas pengolahan gas sendiri untuk memisahkan CO2 yang terkandung dalam gas Banyu Urip.

“Selama ini gas ikutan ini diinjeksikan ke dalam. Tetapi ini kandungan CO2-nya tinggi sekali,” tutur dia.

Pipa transmisi Gresik-Semarang rencananya memiliki kapasitas hingga 500 mmscfd dan panjang 267 km. Nilai investasi proyek ini mencapai US$ 250 juta. Pipa yang dilengkapi dengan 19 future connection ini berpotensi menyalurkan gas bagi industri di tujuh kabupaten/kota sepanjang Jawa Tengah dan Jawa Timur yang terlewati pipa.

Pipa Gresik-Semarang merupakan bagian dari proyek integrasi pipa gas TransJawa yang terdiri atas tiga proyek utama. Pertama, Jawa bagian Barat dengan jalur Cirebon-KHT (84 km) dan Tegalgede-Muara Tawar (50 km). Kedua, Jawa bagian Utara dengan jalur Cirebon-Semarang (255 km). Ketiga, Jawa bagian Timur jalur Semarang-Gresik (271 km) dan East Java Gas Pipeline (EJGP)-Grati (22,1 km)

Proyek JTB ditargetkan bisa memproduksikan gas mencapai 192 mmscfd. Hanya saja volume gas yang sudah memiliki kontrak untuk mengalir di pipa Gresem 172 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Pasokan gas sebesar 100 mmscfd dialokasikan untuk PT PLN (Persero) sementara sisanya ditargetkan bisa memasok kebutuhan industri.(RI)