JAKARTA – Insiden jatuhnya korban jiwa dalam pengembangan panas bumi di Sorik Marapi, Mandailing Natal, Sumatera Utara menjadi sorotan. Apalagi timbulnya korban jiwa dalam pengembangan panas bumi tersebut menjadi yang pertama di tanah air. Iklim investasi panas bumi lebih baik yang sedang dibangun pemerintah pun menjadi terancam.

Prijandaru Effendi, Ketua Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API), mengatakan kejadian di Sorik Marapi yang menelan beberapa korban meninggal dan dalam perawatan rumah sakit tentu saja membuat semua pihak bersedih dan prihatin.

Industri panas bumi selalu menerapkan standar keselamatan kerja dan lingkungan secara ketat dan sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

Prijandaru pun meminta semua pihak tidak memancing di air keruh dan menunggu hasil investasigasi yang sedang dilakukan oleh pemerintah.

“Sehingga semua pihak diminta untuk tidak berspekulasi mengenai apa yang terjadi dan melakukan hal-hal yang bisa memperkeruh suasana,” kata Prijandaru saat dihubungi Dunia Energi, Senin 1/2).

Dia optimistis insiden tersebut tidak berdampak signifikan terhadap iklim investasi maupun pengembangan panas bumi di tanah air.

“Musibah ini InshaAllah tidak akan mempengaruhi iklim investasi. Tentu saja semua pengembang panas bumi akan mengambil pelajaran yang mahal dan sangat berharga ini untuk terus melaksanakan program keselamat kerja dan lingkungan secara hati-hati dan tidak berkompromi,” ungkap Prijandaru.

Dia berharap hasil investigasi yang dilakukan Direktorat EBTKE bisa segera dirilis agar tidak terjadi kesimpangsiuran informasi yang berkembang di masyarakat.

“Mudah-mudahan hasil investigasi bisa segera di-release oleh EBTKE agar kita bisa tahu secara pasti yang terjadi sehingga kita semua bisa memetik pelajaran yang mahal dan berharga ini agar kita bisa mencegah musibah seperti ini terjadi lagi kedepannya,” kata Prijandaru.

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang dikerjakan oleh PT. Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP). Saat ini pengembangan PLTP Sorik Marapi unit II dihentikan sementara akibat insiden masyarakat yang diduga terpapar gas H2S saat sedang dilakukan kegiatan buka sumur (well discharge) sumur SM T02 pada proyek panas bumi PLTP Sorik Marapi Unit II sehingga menimbulkan adanya korban jiwa.(RI)