JAKARTA – Pendistribusian BBM dan LPG pada masa Natal dan Tahun Baru ternyata kerap kali terlambat. Masalah nonteknis diklaim menjadi salah satu faktor paling utama dalam keterlambatan pengiriman pasokan BBM dan LPG.

Henry Achmad, Aggota Komite Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas), mengatakan keterlambatan suplai pasokan masih terjadi, bahkan cenderung meningkat pada periode Natal 2019 dan Tahun Baru 2020. Untungnya keterlambatan tersebut tidak sampai merugikan masyarakat hingga menimbulkan kelangkaan bahan bakar.

Keterlambatan juga diakibatkan kondisi alam, baik karena bencana maupun kondisi cuaca yang tidak dapat diprediksi. Contoh keterlambatan suplai BBM sempat terjadi di wilayah Sumatera dan wilayah timur Indonesia yang disuplai melalui Terminal BBM (TBBM).

“Daerah yang BBM-nya disuplai dari TBBM, kapalnya bisanya terlambat, sehingga pemenuhan kebutuhan juga terhambat. Misalnya, karena arus laut tinggi, itu juga terhambat. Beberapa titik di Indonesia timur, pengiriman BBM masih dipasok dengan kapal kayu, tidak kapal besi,” kata Henry dalam konferensi pers di Kantor BPH Migas Jakarta, Rabu (8/1).

Selain itu, konsumsi BBM jenis gasoline pada masa Natal dan Tahun Baru mengalami penurunan jika dibandingkan konsumsi normal harian masyarakat. Bencana alam di beberapa wilayah juga menjadi salah satu pemicu penurunan konsumsi.

Menurut Henry, pada dasarnya tidak ada masalah serius dalam penyaluran BBM maupun LPG pada masa Natal dan Tahun Baru. Penurunan konsumsi  diakibatkan oleh beberapa wilayah mengalami kejadian bencana, sehingga masyarakat memilih berdiam di rumah. Selain itu, industri yang menjadi konsumen utama BBM jenis solar juga libur.

“Kegiatan industri berhenti. Kebetulan industri tersebut menggunakan bahan bakar solar dan aktivitas industri diliburkan. Demikian juga transportasi, karena padatnya orang pulang kampung, truk tidak beroperasi, Itu terjadi setiap tahun modelnya seperti itu,” kata Henry.

Selama masa posko Natal dan Tahun Baru dari 18 Desember 2019 hingga 8 Januari 2020 atau selama 21 hari penyaluran gasoline turun 34,51% dari rata-rata penyaluran normal harian 2019. Namun, jika dibanding periode yang sama tahun sebelumnya justru naik 5,08%.

Rinciannya BBM jenis RON 88 penyaluran turun 39,81% dibanding konsumsi harian. RON 90 juga turun 11,19% dibanding konsumsi harian, RON 92 turun 59,1% dan RON 95 turun 11,55% dibanding konsumsi harian.

Kemudian untuk gasoil konsumsinya turun 12,78% dibanding konsumsi harian normal 2019, namun meningkat dibanding Natal dan Tahun Baru periode 2018-2019.

Untuk bahan bakar avtur penyalurannya pada masa Natal dan Tahun Baru kali ini meningkat 4,58% dibandingkan konsumsi harian. Kemudian untuk LPG mengalami kenaikan penyaluran sebesar 22,09% dibandingkan dengan konsumsi harian atau sekitar 4.801 metrik ton.(RI)