JAKARTA – PT Pertamina Hulu Rokan, anak usaha PT Pertamina Hulu Energi (PHE) atau subholding upstream Pertamina mengemban misi besar dalam pengelolaan Blok Rokan yang akan dimulai pda Agustus 2021. Yudantoro General Manager PHR, mengungkapkan PHR diminta untuk menjaga, bahkan meningkatkan produksi Blok Rokan oleh perseroan dan pemerintah menjadi hampir dua kali lipat dari rata-rata realisasi produksi saat ini sebesar 167,2 ribu barel per hari (bph). Dengan berbagai tantangan yang akan dihadapi, PHR ditargetkan bisa memproduksi minyak 300 ribu bph.

“Kami ingin seluruh personel bangga menjadi bagian dari PHR. Kami sedang membangun rumah baru, semua harus kompak. Semoga PHR menjadi KKKS terbesar dari sisi produksi dan keuntungan bagi Pertamina dan berkontribusi untuk ketahanan energi nasional dan keuangan negara,” kata Yudantoro, Rabu (23/12).

Menurut Yudantoro, tantangan untuk mencapai target tersebut sudah langsung bisa dirasakan akibat adanya pandemi yang berdampak cukup besar terhadap perekonomian, termasuk industri minyak. “Selain itu dibutuhkan teknologi rumit karena ini blok tua,” tukasnya.

PHR merupakan perusahaan yang dipercaya untuk menjadi operator pengelolaan Blok Rokan di Riau dengan produksi minyak ke-2 terbesar di Indonesia mulai 9 Agustus 20201 mendatang. Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), produksi rerata WK Rokan pada November 2020 sebesar 167,2 ribu bph.

Blok Rokan saat ini dikelola Chevron Pacific Indonesia. Proses alih kelola hingga kini masih terus dilakukan. Proses tersebut menjadi sangat krusial karena bisa menentukan nasib kelanjutan produksi Rokan saat sudah dikelola Pertamina. Chevron disebut-sebut menolak berinvestasi untuk pengeboran, sehingga berdampak bagi produksi dan kondisi reservoir sepeninggalan perusahaan asal Amerika Serikat itu.(RI)