NEW YORK- Harga minyak di pasar berjangka cenderung bergerak mendata pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu (19/2) pagi WIB. Hal ini dipicu sikap pedagang yang mempertimbangkan kekhawatiran tentang virus corona dan dampaknya terhadap permintaan energi, bersama dengan perkiraan perlambatan produksi minyak AS.
Reuters menyebutkan, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret 2020 mencapai terendah harian US$50,88 per barel, tetapi berhasil menjadi menetap tidak berubah di US$52,05 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent untuk penyerahan April 2020 naik tipis US$8 sen atau 0,1% menjadi ditutup pada US$57,75 per barel di ICE Futures Europe.
Kedua acuan minyak mentah pekan lalu membukukan kenaikan mingguan pertama mereka dalam enam minggu.
Pelaku pasar juga khawatir oleh peringatan dari Apple Inc. pada Senin (17/2) bahwa pemasok elektronik kemungkinan tidak akan memenuhi target pendapatannya untuk kuartal yang berakhir Maret 2020 karena dampak dari wabah virus corona.
Patokan harga minyak mentah AS berakhir tidak berubah menyusul laporan penurunan pertumbuhan produksi serpih dan pemogokan yang dilaporkan di dekat Tripoli, Libya menyebabkan evakuasi semua kapal bahan bakar di pelabuhan.
Produksi minyak mentah dari tujuh ladang serpih utama AS diperkirakan naik 18.000 barel per hari pada Maret menjadi 9,175 juta barel per hari, menurut laporan Badan Informasi Energi AS yang dirilis Selasa (18/2).
Produksi minyak dari Cekungan Permian diperkirakan akan mengalami peningkatan tetapi produksi serpih dari wilayah
Anadarko, Appalachia, Bakken dan Niobrara, diperkirakan akan mengalami penurunan bulanan, menurut laporan tersebut.
Sementara itu, keraguan yang berkembang bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, termasuk Rusia, akan mengurangi produksi lebih lanjut untuk menstabilkan harga yang mengakibatkan harga tergelincir untuk sebagian besar sesi perdagangan.(RA)
Komentar Terbaru