JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan masih mencari ketersediaan stok gas dalam bentuk Liquefied Natural Gas (LNG) untuk memenuhi rencana permintaan pasokan tambahan dari PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).

Arif Handoko, Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas, mengatakan untuk memenuhi permintaan PGN, SKK Migas akan berkoordinasi dengan Donggi Senoro LNG. Gas dari DSLNG menjadi andalan lantaran sudah tidak ada lagi pasokan dari kilang LNG di Bontang dan Tangguh. PGN berencana meminta tambahan dua kargo LNG

“Kalau dari Tangguh sudah tidak tersedia untuk bulan atau tanggal yang diminta PGN. Kami mau mencoba dari Donggi Senoro,” kata Arif kepada Dunia Energi, belum lama ini.

Namun demikian, PGN kata Arif belum menyampaikan permintaan resmi tambahan pasokan LNG kepada SKK Migas. “Sampai sekarang mereka belum mengajukan permintaan secara resmi,” tukasnya.

Baca juga  Amankan Pasokan Gas Terminal Teluk Lamong, PGN Cari Tambahan Kargo LNG

Gigih Prakoso, Direktur Utama PGN,  mengatakan PGN hanya membutuhkan satu kargo LNG tambahan yang dipersiapkan untuk commissioning terminal LNG Teluk Lamong. “Kami butuh satu kargo untuk commissioning Teluk Lamong,” ujarnya.

Terminal LNG di Teluk Lamong dibangun dengan kapasitas 180 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Proyek terbaru fasilitas pengolahan gas menjadi LNG itu dikerjakan dalam tiga tahap yang ditargetkan rampung seluruhnya pada 2023. Pada tahap awal, terminal LNG bisa langsung menerima pasokan gas sebesar 30 mmscfd dan diproyeksi bisa beroperasi di akhir tahun ini.

Fase berikutnya, pembangunan Terminal Pengisian LNG skala kecil menggunakan Iso Tank ukuran 20-40 kaki kontainer. Fasilitas itu untuk mendistribusikan LNG di luar sistem pipa PGN dan pengiriman LNG menggunakan truk. Pengembangan fasilitas dengan moda LNG trucking tersebut diharapkan dapat memberikan solusi energi dan membuka potensi pasar gas baru di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan juga Jawa Barat.

Fase akhir yakni pembangunan tanki LNG permanen dimulai dengan ukuran 50 ribu cbm, sebagai pengganti floating storage. Fasilitas itu terutama untuk memenuhi kebutuhan gas suplai sistem pipa PGN di Jawa Timur dan dapat ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan hingga 180 mmscfd.(RI)