JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menargetkan ada unit bisnis yang akan ditawarkan ke lantai bursa atau Initial Public Offering (IPO) pada tahun ini. Aksi korporasi ini dilakukan sebagai salah satu bentuk transformasi perusahaan yang sekarang sedang berlangsung.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina,  mengungkapkan rencana IPO ditargetkan bisa terealisasi paling lambat pada kuartal IV tahun ini.

“Pada kuartal III dan IV kami akan IPO salah satu unit bisnis,” kata Nicke dalam sesi diskusi outlook energi di CNBC TV Indonesia, Kamis (4/2).

Menurut Nicke, dengan IPO maka kualitas manajemen dari sisi keterbukaan kepada publik akan meningkat. Pasalnya ke depan kebutuan investasi Pertamina akan terus bertambah sehingga dibutuhkan transparansi dalam mengelolanya.

“Bisa juga tingkatkan transaparan dan profesionalitas dari unit usaha Pertamina ke depan,” kata Nicke.

PwC konsultan Pertamina dalam transformasi menjadi holding dan subholding sekaligus untuk IPO mengungkapkan IPO sudah menjadi salah satu kebijakan yang sudah diamanatkan oleh pemerintah selaku pemegang saham Pertamina. Untuk itu kajian persiapan IPO juga langsung dilakukan seiring degan proses transisi reorganisasi menjadi holding secara legal.

Lenita Tobing, partner, strategic consulting PwC, sebelumnya mengatakan idealnya perusahaan yang akan di IPO nantinya tidak sedang mengemban penugasan dari negara dan tidak bertentangan dengan ketentuan legal atau Undang-Undang sehingga secara teori legalitas bisa di IPO.

Persiapan untuk melakukan IPO sendiri membutuhkan waktu tidak sebentar. Kajian yang dilakukan juga sekaligus melihat memetakan perusahaan mana yang tepat untuk melantai bursa yang paling diminati pasar.

Dalam peta jalan (roadmap) awal manajemen Pertamina memproyeksikan paling sedikit tiga perusahaan dan paling banyak lima perusahaan sekaligus akan di IPO. “Dalam roadmap ada 3-5 perusahaan yang dalam 2 tahun kedepean bisa IPO,” ujar Lenita.(RI)